Liputan6.com, Yogyakarta - Wayang Jogja Night Carnival (WJNC) ke-4 kembali diadakan pada tahun ini. Seperti penyelenggaraan sebelumnya, perhelatan yang digelar untuk merayakan HUT ke-263 Kota Yogyakarta ini berlangsung pada Senin, 7 Oktober 2019.
Secara teknis penyelenggaraan memang tidak jauh berbeda dengan sebelumnya. Namun, ada satu hal yang menarik dari WJNC ke-4, yakni mengangkat tema Kapi-Kapi. Tidak banyak yang tahu makna dari Kapi-Kapi, bahkan penyuka wayang pun belum tentu mengetahui tokoh yang satu ini.
Wajar saja, sebab Kapi-Kapi merupakan tokoh wayang yang hanya ada di Yogyakarta. Kapi-Kapi merupakan bagian dari pasukan kera dalam kisah Ramayana. Kapi-Kapi membantu pasukan kera Hanoman saat melawan pasukan raksasa di Kerajaan Alengka.
Baca Juga
Advertisement
"Sebenarnya tema ini diangkat dari kegelisahan Sultan HB X yang merasa sebagian besar generasi sekarang tidak tahu Kapi-Kapi," ujar Yetti Martanti, show director WJNC, dalam jumpa pers di Balai Kota Yogyakarta, Kamis (3/10/2019).
Masing-masing kecamatan peserta WJNC ke-4 akan memeragakan satu karakter wayang Kapi-Kapi. Tidak hanya itu, wayang ini juga akan berkolaborasi dengan wayang WJNC yang dibawakan oleh murid SMA dan SMK se-Yogyakarta melalui flash mob. Ia berharap pertunjukan ini bisa memperkenalkan tarian Keraton Yogyakarta kepada generasi muda.
WJNC ke-4 yang berpusat di Tugu Yogyakarta dan sepanjang Jalan Margo Utomo ini akan diikuti 14 kecamatan dan melibatkan 1.400 orang. Serupa dengan tahun sebelumnya, kendaraan pembuka dan penutup acara juga memiliki cerita sendiri.
Pada tahun ini, kendaraan pembuka berupa Urang Ayu, yakni putri cantik anak penguasa laut berbadan ikan bernama Baruna. Suaminya seorang kera yang termasyhur bernama Anoma. Kendaraan dihiasi ornamen udang dengan perempuan berkostum udang di atasnya. Tidak hanya itu, kendaraan pembuka ini juga dikawal pasukan udang berwajah cantik.
Sementara, kendaraan penutup karnaval wayang ini adalah Anjani, perempuan cantik yang berubah wajah menjadi kera, bersuamikan Batara Guru penguasa alam semesta, dan memiliki putra bernama Hanoman.
Terdapat 7 seniman profesional sebagai tim kreatif yang membantu peserta dalam mengawal proses produksi peserta karnaval wayang, yaitu KPH Notonegoro, RM. Kristiadi, Ali Nursotya Nugraha, Anon Suneko, Emerentiana Tri Ikhtiarningsih, Agung Tri Yulianto, dan Hermawan Sinung Nugroho.
* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.
Diciptakan Semasa Sultan HB VIII
KPH Notonegoro menuturkan wayang Kapi-Kapi diciptakan semasa pemerintahan Sultan HB VIII. Terdapat 63 karakter Kapi-Kapi, termasuk wanara, yang memiliki keahlian masing-masing.
"Kapi-Kapi itu memiliki nilai filosofi yang tinggi, mencerminkan kelompok yang berbeda, ciptaan dewa tetapi jumlahnya tidak banyak," tutur KPH Notonegoro.
Ia mengungkapkan karakter Kapi-Kapi hanya ada dalam cerita wayang Ramayana versi Keraton Yogyakarta. Pasukan kera yang ahli itu membantu memenangkan peperangan Rama melawan Alengka.
Ada unsur keberagaman dalam karakter wayang ini karena mereka memiliki kemampuan yang berbeda-beda tetapi tujuannya sama. Ia mencontohkan wayang Kapi Sembawa yang memiliki badan dan ekor kera serta kepala singa. Kapi ini bertugas sebagai prajurit yang memberi semangat berperang kepada para prajurit kera.
Menurut KPH Notonegoro, saat pemerintahan Sultan HB VIII banyak inovasi yang dilakukan. Selain dari cerita wayang, sultan yang berkuasa saat itu juga berinovasi dalam hal pengageman atau pakaian.
"Kami harap penonton WJNC tidak hanya menikmati keramaian HUT Kota Yogyakarta saja, melainkan juga bisa memperhatikan setiap karakter Kapi-Kapi yang muncul karena penuh dengan nilai," kata KPH Notonegoro.
Advertisement