Jun Bintang, Musisi Bali yang Bikin Hati Meleleh

Meski berbahasa Bali, namun banyak disukai mereka yang tak mengerti bahasa Bali

oleh Dewi Divianta diperbarui 04 Okt 2019, 05:00 WIB
Jun Bintang musisi Bali saat konser (Liputan6.com/istimewa)

Liputan6.com, Denpasar - Seringkali kita sulit mengungkapkan isi hati. Apalagi jika sedang patah hati, sulit kita menceritakannya lewat kata-kata. Namun, bait lagu dapat mewakili perasaan hati kita itu. Ya, tak sedikit lagu yang merepresentasikan suasana kebatinan kita. Salah satunya adalah lagu karya Jun Bintang. Lagu berjudul ‘Sakit’ itu satu dari sekian banyak karya yang telah diciptakannya.

Saat ditemui Liputan6.com di bilangan Sanur, Denpasar, Jun Bintang membuka kisah perjalanan grup bandnya. “Saya bukan solo, tapi band namanya Bintang. Band kami terbentuk tahun 2004,” katanya mengawali cerita, Kamis (3/10/2019).

Dalam bandnya, Jun memang menonjol. Mayoritas lagu yang ada dalam album bintang adalah hasil ciptaannya. Jika Anda pernah mendengarkan lagu karya Bintang Band, sudah pasti tahu jika bait lagu dalam lagunya tak mudah untuk diterima orang. Bukan karena gaya bahasanya yang tinggi dan puitis, namun karena seluruh lagunya menggunakan bahasa Bali.

Meski menggunakan bahasa Bali, namun faktanya lagu-lagu karya Jun Bintang banyak digemari anak muda dari berbagai daerah mulai Surabaya, Semarang, Yogyakarta, bahkan anak-anak muda Jakarta dan Bandung. 

Jun Bintang dapat memahami meski penggemarnya di berbagai daerah tak melulu bisa memahami arti lagunya, namun ada rasa yang dapat mewakili ekspresi hati penggemarnya melalui lagunya.

“Musik itu universal. Sama seperti orang Bali dan orang luar Bali yang tidak mengerti bahasa Inggris, tapi bisa merasakan musik berbahasa Inggris. Musik itu untuk dirasakan. Mungkin mereka merasakan lagu saya, terus nonton audio dan visualnya,” kata Jun Bintang.

Ia senang karyanya dapat diterima dengan baik oleh banyak kalangan. Sebab, katanya, tak mudah membuat karya yang gampang diterima orang lain.

“Saya bahagia sekali (lagu saya) bisa diterima orang banyak, dirasakan orang banyak. Saya senang hasil karya saya bisa dinikmati dan berpengaruh positif. Karena, membuat musik simpel dan gampang dicerna itu susah,” ujarnya. 

Tak hanya percintaan, Jun Bintang mengaku karyanya terinspirasi dari kehidupan sehari-hari. Soal penggunaan bahasa Bali, ia menilai hal itu menjadi pakem, ciri khas dan karakter dirinya dalam berkarya.

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.


Idealis Gunakan Bahasa Bali

Jun Bintang (Liputan6.com/Dewi Divianta)

“Kalau bahasa Bali ini saya ubah ke bahasa Indonesia, akan kehilangan ruhnya dia. Makanya tidak saya terjemahkan, biarkan saja, mengalir. Jadi, kalau mereka mau mengerti artinya tinggal cari tahu. Saya tidak mau repot. Agak idealis juga saya orangnya. Saya harap lagu Bali bisa menjadi tuan rumah di Bali sendiri,” harap dia.

Pria kelahiran Gianyar itu membocorkan sedikit bagaimana ia menelurkan karya. Katanya, dalam proses penciptaan, bisa saja ia membutuhkan waktu yang amat singkat, namun bisa pula memakan waktu yang cukup lama.

“Bisa lima menit, sepuluh menit, lima belas menit, bahkan bisa juga berbulan-bulan. Tergantung kondisi hati. Sama dengan pelukis, kalau tidak mood banget tidak pegang kanvas. Saya juga begitu. Kalau tidak mood tidak masuk studio,” ceritanya.

Sementara suasana hati diakuinya mempengaruhi bagaimana lagu-lagu karyanya tercipta. “Biasanya kalau sedih atau pas mood (bisa jadi lagu). Atau kalau habis mendengarkan cerita orang juga bisa jadi lagu. Kalau saya di jalan tiba-tiba dapat lirik, saya berhenti sebentar, saya rekam di-handphone agar tak hilang,” katanya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya