Liputan6.com, Jakarta - Salah satu celah keamanan bagi scammer untuk mendapatkan akses ke komputer targetnya adalah melalui permintaan akses jarak jauh.
Tidak jarang, scammer menyamar sebagai petugas kepolisian yang membutuhkan bantuan pengguna untuk memburu para pelaku kejahatan siber.
Mereka mengklaim komputer pengguna telah digunakan untuk mengirim pesan penipuan. Dengan klaim itu, mereka meminta akses jarak jauh ke komputer dan sistem perbankan online pengguna, yang seolah-olah dilakukan untuk menjebak scammer.
Baca Juga Advertisement
Padahal merekalah scammer sebenarnya yang sedang memanfaatkan akses jarak jauh sebagai celah keamanan.
Mereka akan mengancam dengan tuduhan mengganggu proses penyelidikan, jika pengguna mempertanyakan tindakan yang mereka lakukan. Namun jika pengguna pasrah dan membiarkan scammer mengakses ke komputer dan sistem perbankan online pengguna, mereka akan menguras rekening bank pengguna.
Dalam kasus di atas, scammer pun akan memainkan peran terpentingnya, yang sebetulnya hanya akal-akalan semata, yaitu pemberitahuan berulang bahwa mereka membutuhkan sejumlah uang yang perlu ditransfer demi menangkap para pelaku kejahatan siber.
*** Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.
Kepada siapa kita boleh memberikan akses jarak jauh?
Menurut perusahaan keamanan siber Kaspersky Lab, sebetulnya tidak ada seorang pun yang boleh mendapatkan akses jarak jauh. Dalam kebanyakan kasus, pihak yang mengaku sebagai bagian dari dukungan teknis, termasuk dari kepolisian, akan menyelesaikan masalah melalui telepon atau melalui pesan email.
Polisi sesungguhnya tidak akan pernah "menyelidiki" komputer pengguna dari jarak jauh. Jika pengguna merupakan seorang tersangka, mereka akan mendatanginya secara langsung dengan membawa surat perintah.
Jika pengguna memang menghubungi layanan dukungan teknis dari perusahaan yang dapat dipercaya dan memiliki masalah yang tidak dapat diselesaikan sendiri, maka bantuan akses jarak jauh adalah satu-satunya pilihan yang tersedia.
Oleh sebab itu, selalu rekam dan catat nomor telepon yang memanggil. Pencarian pada Google bisa menjadi langkah awal untuk menggali informasi terkait nommor itu. Jika nomor itu belum termasuk ke dalam daftar yang ada, pengguna dapat menambahkan nomor telepon itu ke pangkalan data penipuan dan spam.
Dengan upaya tersebut, Anda secara tidak langsung memberi tahu pengguna lain akan adanya penipuan pada waktu tertantu dan membantu mereka agar tidak terjebak oleh para scammers.
(Why/Ysl)
Advertisement