4 Tanda yang Harus Diwaspadai Orangtua Bila Anak Terlambat Bicara

Red flags yang mesti diwaspadai orangtua bila anak terlambat bicara.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Nov 2024, 14:27 WIB
Ilustraasi foto Liputan6

Liputan6.com, Jakarta Orangtua kadang abai bila anak terlambat bicara. Padahal, penanganan sejak dini berperan besar untuk mengatasi hal tersebut. 

"Secara umum, keterlambatan bicara adalah kondisi dimana tidak tercapainya kemampuan berkomunikasi verbal berupa kosakata yang sesuai dengan tahap usia perkembangan anak," ucap dokter spesialis anak konsultan neurologi anak, Lies Dewi Nurmalia.

Kepada orangtua Lies meminta untuk memperhatikan red flags atau tanda waspada yang ada pada anak.  

"Ini bukan berarti selalu ada gangguan, tetapi kita sudah harus waspada. Jadi kalau ada, kita bisa segera ambil tindakan," ucap Lies.

Menurut Lies dalam live Instagram Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pada Kamis lalu, berikut empat red flags berdasarkan tahapan usia anak mengenai kemampuannya berbicara. 

1. Usia 12 bulan

Red flags yang perlu diperhatikan pada tahapan usia ini, anak tidak melakukan babbling, belum menunjuk, dan tidak ada ekspresi muka.

"Kalau usia satu tahun, anak sudah bisa menunjukkan ekspresi senang, sedih, takut, atau marah. Dia juga biasanya sudah babbling dengan menyebut 'bababa' misalnya," ucap Lies.

Menunjuk juga menjadi salah satu pencapaian yang seharusnya sudah bisa dilakukan oleh anak berusia satu tahun. Seorang anak sudah harus bisa menunjuk sesuatu yang menarik untuknya, walaupun belum bisa berbicara.

2. Usia 16 bulan

Tanda berikutnya yang perlu diwaspadai orangtua adalah jika si anak terlihat seperti sedang mengobrol. Namun tidak ada satu kata pun yang bisa Anda pahami. Seharusnya, di usia ini sudah ada kata-kata yang terlihat jelas, seperti ‘mama’ dan ‘papa’.

"Apabila tidak ada satu kata pun yang dapat kita mengerti, misalnya anak hanya bergurau dengan kosakata yang tidak jelas, maka itu merupakan red flags," ucap Lies.

 

 

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.


3. Usia 24 bulan

Bayi sebaiknya diberi MPASI bernutrisi tinggi | ilustrasi/copyright unplash.com/Kazuend

Apabila anak belum bisa menyusun kalimat sederhana yang terdiri dari dua kata pada usia dua tahun, maka itu harus diwaspadai.

"Misalnya ia belum bisa bilang mau makan atau mau minum, jumlah kosa katanya kurang dari 50. Karena biasanya anak usia dua tahun sudah banyak kosakata, lebih dari 50 bahkan ratusan," ucap Lies.

4. Menurunnya kemampuan bicara dan sosial pada usia berapa punJ

Menurut Lies, bila sebelumnya sang anak sudah bisa menunjuk dan mengucapkan berbagai kata. Namun setelah usianya bertambah, kemampuan itu tiba-tiba hilang. Orangtua harus segera menanggapi hal itu dengan membawa anak ke terapis.

"Misalnya, usia awal anak sudah bisa mengucapkan dua kata dan menunjuk. Tapi ketika usia 16 bulan tidak bisa, maka kita harus waspada dan mencari pertolongan," ucap Lies.

 

 


Pemeriksaan Dokter

Bila si Kecil mengalami tanda awas itu, perlu segera diperiksa ke dokter anak. Yang pertama harus diperiksa adalah apakah ada organ yang menghambat, seperti telinga. Lalu, ada tidak hambatan pada perkembangan intelegensi. 

“Biasanya kalau ada gangguan kecerdasan, itu tidak hanya terlambat bicara saja. Tapi ada ranah lain yang terganggu, yaitu pencapaian dari perkembangan motoriknya. Misalnya juga terlambat berjalan,” kata Lies.

Serta memeriksakan apakah ada gangguan di organ rongga mulutnya. Selanjutnya juga akan dilakukan pemeriksaan kemampuan interaksi.

 

 

 

Penulis: Diviya Agatha dan Selma Vandika

Ilustraasi foto Liputan 6

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya