Liputan6.com, Natuna - Tak seberuntung sekian banyak wilayah di sekitarnya tak membuat pesona Kampung Tua Segeram luntur. Tersembunyi di hilir Sungai Segeram, kawasan ini, sebagaimana disebutkan Wakil Bupati Kabupaten Natuna Ngesti Yuni Suprapti, menyimpan potensi wisata.
Karenanya, Ngesti berencana menjadikan Segeram sebagai kampung wisata. "Langkah pertama pasti cari situs-situsnya dulu karena secara literatur sangat mungkin jadi tujuan wisata sejarah," katanya di Kampung Segeram, Kabupaten Natuna, Rabu, 25 September 2019.
Kendati demikian, perempuan asal Cilacap, Jawa Tengah itu menambahkan, harus ada penelitian lebih lanjut melibatkan para arkelog supaya informasi yang disampaikan pada wisatawan nantinya akurat.
Baca Juga
Advertisement
"Yang sudah ditemukan kan ada tujuh makam dari batu karang dipahat. Cuma soal usia dan bagaimana ceritanya itu yang harus lebih didalami," tuturnya.
Potensi wisata lain juga disebutkan salah seorang warga Kampung Segeram, Heru Diwan Arpas, yakni masjid se-Kepulauan Riau yang masih berupa bangunan panggung dan terbuat dari bilah papan. "Hanya ada dua se-Kepri," ujarnya.
Juga, memanfaatkan produksi kuliner lokal seperti calok dan belacan sebagai atraksi lain. "Jadi, bisa diajak mulai dari cari udang naik pong-pong (perahu kecil), kami ajarkan bagaimana ambilnya (udang), sampai cara pembuatan," Heru menjabarkan.
Calok atau belacan yang dibuat, sambungnya, nanti bisa dibawa pulang sebagai buah tangan. Tapi, udang tak selalu ada masih jadi tantangan yang harus dicari solusinya.
Selain itu, Ngesti menambahkan, potensi wisata bakau di Kampung Segeram juga sangat menjanjikan.
* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pekerjaan Rumah yang Harus Dituntaskan
Tak membuat kampung wisata semata jadi janji manis, Ngesti menuturkan, ada beberapa pekerjaan rumah yang harus lebih dulu dirampungkan pihak pemerintah Kabupaten Natuna. "Yang pertama pasti jalan, akses supaya orang bisa dengan mudah ke sini," tuturnya.
Soal listrik, Ngesti menjelaskan, lantaran jumlah penduduk terbilang sedikit, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) masih jadi sumber yang sangat mungkin direalisaskan dalam waktu dekat. Ditambah, tantangan untuk menghadirkan akses jaringan di Segeram.
"Karena sinyal di Kelarik (desa tetangga Segeram) sudah sampai 4G, saya bakal komunikasi apakah bisa diperluas sampai meng-cover Segeram," kata Ngesti.
Pelibatan warga lokal juga bakal dilakukan lewat pengadaan kelompok sadar wisata (pokdarwis). "Targetnya tahun ini (dibentuk pokdarwis)," ucap Ngesti.
Sayed Fauzan Riyadi selaku dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) menuturkan, wisata sangat mungkin jadi penolong Segeram yang tengah berada di kondisi sekarat.
"Penduduk terus berkurang dan kampung nantinya kosong itu menimbulkan ancaman lain," jelasnya, Rabu, 25 September 2019. Dalam hal ini adalah hak guna pakai yang jadi topeng penguasaan tanah oleh oknum tertentu.
"Karena lihat ada (kampung) kosong, mereka bisa saja izin dengan dalih investasi. Padahal, maksudnya melakukan land clearance yang punya nilai ekonomi tinggi. Karena wilayah kosong yang dimanfaatkan dengan modus begitu sudah banyak dan tetap berjalan sampai sekarang," tukas Sayed.
Advertisement