Liputan6.com, Jakarta Kehamilan, apalagi baru pertama kali, selain menimbulkan rasa antusia juga stres. Kehadiran stres muncul karena ada perubahan hormon dan fisik saat hamil. Tingkat stres pun bisa lebih tinggi pada ibu dengan kehamilan berisiko tinggi.
"Dalam kondisi hamil normal saja, ibu dihadapkan dengan berbagai tantangan dan perubahan psikologis seperti stres yang lebih tinggi. Kehamilan berisiko tinggi tentunya bisa melipatgandakan tingkat stres yang lebih tinggi," jelas psikologi keluarga dari Tiga Generasi Putu Andani di sebuah acara di Jakarta beberapa waktu lalu.
Advertisement
Menurut Putu terdapat dua cara untuk mengatasi stres pada ibu hamil. Langkah pertama adalah fokus terhadap permasalahan yang ada. Kemudian, berusaha mencari jalan keluar agar tingkat stres dapat turun atau dalam istilah sikologi disebut problem fokus.
"Kita menyelesaikannya dengan cara mengatasi masalahnya, kita cari jalan keluar masalahnya," tutur Putu.
Ia mencontohkan, apa bila ibu hamil mengetahui bahwa dirinya berada dalam kategori kehamilan berisiko tinggi maka, cara mengatasinya dengan mencari spesialis kedokteran yang berpengalaman.
p>* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.
Saksikan juga video menarik berikut:
Mengalihkan Stres
Langkah kedua yang dapat ibu hamil terapkan dengan berfokus pada pengendalian emosi. Cara ini dilakukan ketika ibu tengah menghadapi stres yang bersumber dari luar kendali ibu. Ketika hal tersebut terjadi Putu menyarankan mencari beragam kegiatan yang dapat meredam stres tersebut.
"Pertama yang paling gampang itu, kalo stres (alihkan) dengan menonton atau membaca. Pokoknya apa yang bisa bikin tenang, bisa membuat kita rileks," jelasnya.
Ia juga menambahkan menangis juga merupakan cara membuat ibu hamil terlepas dari stres. Menurutnya, menangis dan berkeluh kesah merupakan bagian dari cara membuka diri sehingga dapat meredam emosional ibu hamil.
Penulis : Eflien Anggelien
Advertisement