Liputan6.com, Jakarta - Ketika Anda mampir ke sebuah minimarket, supermarket, atau pusat perbelanjaan untuk membeli sesuatu atau belanja dalam jumlah banyak, terkadang Anda bisa saja mendapati barang yang Anda cari bersembunyi di suatu tempat di toko tersebut.
Kita semua bertanya-tanya tentang penempatan barang yang tampaknya kacau di sana. Meski kenyataannya, tidak ada yang salah dengan lokasi keberadaan barang-barang ini.
Baca Juga
Advertisement
Tata letak barang-barang di pusat perbelanjaan sudah diperhitungkan dengan seksama oleh management terkait, demi meningkatkan penjualan. Mengapa demikian?
Berikut 7 manipulasi yang kerap dipakai oleh toko agar pembeli menghabiskan banyak waktu dan uang ketika belanja, seperti dikutip dari Bright Side, Jumat (4/10/2019).
* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.
1. Sengaja Bikin Bingung Pelanggan
Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa barang yang biasanya jenisnya sama tidak ditempatkan berdekatan satu sama lain? Seperti makanan dan minuman, pembersih lantai dan peralatan kamar mandi, atau bumbu dapur mentah dan yang sudah siap saji.
Itu karena supermarket ingin Anda mencarinya dengan berjalan-jalan di toko, dengan harapan Anda akan menikmati pembelian impulsif ketika Anda berjalan melewati deretan pajangan tersebut.
Menurut sebuah laporan yang diterbitkan oleh Marketing Science Institute, 68% pembeli yang mengunjungi banyak gang di supermarket melakukan pembelian yang tidak direncanakan, dibandingkan dengan 51% dari mereka yang mengunjungi gang sedikit.
Advertisement
2. Harga ...,99 atau ...,9
Setiap kali Anda melihat produk dengan harga Rp ...,99 atau Rp ...,900 atau Rp ...,90, toko berusaha membuat Anda berpikir bahwa harganya di bawah angka bulat dan Anda akan menghemat uang.
Fenomena ini dikenal sebagai left-digit effect atau "efek digit kiri". Penelitian menunjukkan, penetapan harga semacam itu berfungsi ampuh untuk menjebak pikiran Anda.
3. Barang yang Untungnya Tinggi Ditempatkan Sejajar Mata
Toko menempatkan produk-produk mahal dan ber-margin tinggi pada posisi yang mudah dilihat dan mudah diambil. Sebaliknya, mereka akan meletakkan barang yang harganya murah di tempat yang sulit dijangkau.
Seperti halnya untuk dewasa, barang-barang untuk bocah juga ditempatkan setinggi mata anak.
Advertisement
4. Keranjang Belanja Berukuran Besar
Sebuah penelitian menemukan, menggandakan ukuran keranjang belanja membuat pelanggan membeli 40% lebih banyak. Ini adalah alasan mengapa selama bertahun-tahun, ukuran keranjang belanja membesar. Misalnya, di Whole Foods, ukuran kereta belanja hampir dua kali lipat dalam 2 tahun terakhir.
5. Musik Mempengaruhi Pola Pembelian
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Procedia Economics and Finance, menemukan bahwa musik yang kerap kita dengar di supermarket atau pusat perbelanjaan, yang iramanya menyenangkan, mampu meningkatkan keinginan pembeli untuk menghabiskan lebih banyak waktu dan uang di toko.
Supermarket juga lebih suka memainkan lagu dengan irama lambat agar Anda merasa lebih santai dan berjalan perlahan. Studi menunjukkan, berjalan dengan kecepatan lambat membuat pelanggan melakukan 29% lebih banyak pembelian.
Advertisement
6. Produk Susu dan Telur Diletakkan Jauh dari Pintu Masuk
Susu dan telur adalah 2 dari sekian banyak kategori bahan makanan paling populer di supermarket, dan keduanya selalu berada jauh dari pintu masuk toko.
Ini karena toko ingin pembeli berjalan melewati beberapa barang lainnya terlebih dahulu, dengan maksud agar bisa melihat-lihat dulu.
7. Mempermainkan Indra Pembeli
Aroma makanan atau roti yang tercium ke mana-mana di seluruh ruangan mal atau supermarket adalah manipulasi lain dari management penjualan. Bau sedap itu menggoda perut Anda dan menggelitik pikiran Anda untuk segera membeli makanan.
Advertisement