Liputan6.com, Jakarta - Disabilitas merupakan sebutan bagi mereka yang memiliki kekurangan fisik. Keterbatasan tersebut bukan alasan untuk tidak mengukir prestasi. Buktinya atlet asal Indonesia membanggakan di kancah Internasioal.
Penyandang disabilitas kerap dipandang sebelah mata, namun hal itu tidak berlaku bagi mereka yang memiliki keterbatasan tetap mengukir prestasi.
Advertisement
Beberapa atlet asal Indonesia penyandang disabililitas dikabarkan terjun ke kancah internasional.
1. Ni Nengah Widiasih
Ni Nengah Widiasih seorang atlet powerlifting asal Bali yang mengalami kelumpuhan sejak umur 3 tahun. Ia sempat terpuruk tetapi keluarganya selalu mendukungnya dan akhirnya mengaharumkan nama Indonesia.
Widi meraih perunggu perak pada Asean para Games 2018 di Malaysia. Tak hanya itu ia menjadi langganan meraih medali emas untuk kejuaraan atlet angkat berat wilayah Solo dan Bali.
Prestasi yang paling mengagumkan adalah ia menjadi peraih medali perunggu di Paralympic Rio de Janeiro 2016 di Brasil.
Dia bercita-cita ingin mendirikan gym gratis bagi para penyandang disabilitas untuk menunjang bakat yang dimiliki para disabilitas.
Advertisement
2. Jendi Panggabean Akmal
Mengutip Antara News, atlet Jendi Panggabean Akmal disebutkan merupakan atlet renang dengan satu kaki berasal dari Sumatera Selatan. Ia kehilangan kakinya saat berusia 11 tahun karena kecelakaan yang dialaminya.
Jendi Panggabean tetap semangat dan terus berlatih renang meskipun hanya dengan satu kaki. Kerja kerasnya terbuktikan, ia berhasil mengukir prestasi di berbagai kejuaraan.
Dia mengikuti ajang Asean Para Games 2013 di Myanmar dan bahkan mencetak hattrick tiga medali emas pada ajang Peparnas 2016. Jendi meraih prestasi tingkat regional dengan meraih medali emas pada ajang Sea Games 2017 di Malaysia.
Jendi membanggakan nama Indonesia dengan meraih medali perunggu dalam Asian Para Games 2018.
3. Dimas Prasetyo
Mengutip Dream.co.id, atlet Dimas Prasetyo disebutkan bersekolah di SLB Negeri Pembina Yogyakarta merupakan seorang tunagrahita. Ia seorang atlet bulu tangkis pada tingkat Internasional.
Kekurangan yang dimilikinya bukan alasannya untuk tidak berprestasi, ia selalu gigih berjuang walaupun hal berbahaya akan menimpanya, ia pernah belajar untuk bersepada namun selalu jatuh dan gagal.
Awalnya ia mendalami sepakbola, karena ia sering cedera maka akhirnya ia memutuskan untuk pindah ke olahraga bulutangkis.
Siswa kelas XI di Sekolah Luar Biasa Negeri Pembina Yogyakarta ini pada 25 Juli-2 Agustus 2015 lalu mengikuti ajang Special Olympics World Games 2015 yang diselenggarakan di Los Angeles, Amerika Serikat. Dia berhasil membawa pulang tiga medali emas untuk Indonesia dari cabang bulutangkis.
Advertisement