Liputan6.com, Jakarta - Brightspot Market 2019 telah berlangsung sejak 3 Oktober 2019 hingga 6 Oktober 2019. Di tahun ke-10 ini, mereka menghadirkan lebih dari 200 vendor pebisnis online dan lokal mulai dari pakaian, kecantikan dan makanan.
Dilaksanakan di District 8 SCBD, Jakarta Selatan, festival ini ditempatkan di tiga lantai. Lantai dasar berisi tenant-tenant pakaian dan kecantikan, sedangkan lantai kedua lebih difokuskan untuk talkshow, tapi tetap ada tenant pakaian dan aksesoris seperti anting-anting.
Baca Juga
Advertisement
Sementara, lantai ketiga bak surga makanan karena terdapat berbagai jenis makanan, camilan, es krim hingga sayur organik. Anda juga bisa duduk bersantai dengan teman-teman karena terdapat banyak kursi dan bean bag.
Bagi Anda yang senang berbelanja, Brightspot Market ini seolah menjadi tempat yang tepat. Tapi, ada hal unik lainnya yang bisa Anda temukan di Brightspot Market ke-10 ini, yakni mulai intensifnya kampanye tentang hemat penggunaan plastik.
Pada lantai ketiga, Anda bisa menemukan dua bulk store atau toko yang tidak menyediakan pembungkus plastik untuk membeli sembakonya seperti keripik tempe, pasta, crackers, dan lainnya. Sebagai gantinya, Anda bisa membawa wadah sendiri, atau mereka akan membungkus dengan pembungkus kertas.
Selain itu, Anda bisa menemukan tenant yang memamerkan kantong yang dibuat dari singkong. Mereka mengumpulkan kantong plastik hasil penukaran dengan para pengunjung dan kemudian dipamerkan di sebuah instalasi.
Tak hanya dari tenant barang, tenant makanan juga mulai menerapkan penggunaan wadah yang ramah lingkungan. Salah satunya adalah brand Honey Lane yang menggunakan gelas kertas serta sendok bambu untuk menyajikan es krim jualannya.
* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Isu Karhutla
Selain menyadarkan masyarakat dari penjualan para tenant, Brightspot Market yang bekerja sama dengan salah satu produk air mineral, Aqua membuat beberapa instalasi di tiga lantai. Ketiga instalasi tersebut berisikan kampanye berupa tulisan #BijakBerplastik serta barang-barang hasil daur ulang plastik.
Beberapa barang yang dipamerkan adalah kaus, jam dan tas yang terbuat dari plastik daur ulang. Mereka juga menyediakan booth yang memberikan air isi ulang jika Anda membawa botol minum sendiri.
Hal ini sejalan dengan komitmen mereka untuk selalu mendaur ulang plastik yang mereka produksi. Tempat sampah khusus juga disediakan oleh pihak Aqua. Dikatakan, botol plastik yang dibuang ke dalam tempat sampah tersebut akan didaur ulang, kemudian nantinya akan diolah menjadi botol baru.
Tak hanya isu plastik yang dikampanyekan, ada satu lagi masalah lingkungan yang tersirat dalam mural yang dibuat beberapa seniman di lantai tiga. Tepat di seberang tenant-tenant makanan, ada dinding yang tergambar delapan jenis mural oleh seniman yang berbeda-beda. Makna dari tiap mural juga berbeda-beda, namun semuanya mengenai isu sosial.
Dari sekian mural yang ada, gambar karya Marishka Soekarna menceritakan tentang isu kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang sedang dialami Indonesia. Pada gambar tersebut, tergambar seorang wanita yang sedang duduk bersimpuh di rerumputan dan dikelilingi pohon.
Wanita tersebut terlihat menggunakan masker di wajahnya dan bagian paru-parunya digantikan dengan daun yang disimbolkan sebagai sumber oksigen. Nilai yang bisa didapatkan dari mural tersebut adalah masyarakat harus mulai menjaga lingkungan agar tidak hidup dalam sesak asap. (Novi Thedora)
Advertisement