Irigasi Perpompaan Tingkatkan Indeks Pertanaman Padi di Ciamis

Bantuan irigasi perpompaan dari Kementerian Pertanian (Kementan) terbukti meningkatkan Indeks Pertanaman (IP).

oleh Gilar Ramdhani pada 05 Okt 2019, 10:00 WIB
Pemerintah meresmikan Jaringan Irigasi Air Tanah untuk masyarakat petani di Desa Rejomulyo, Lampung Selatan.

Liputan6.com, Ciamis Bantuan irigasi perpompaan dari Kementerian Pertanian (Kementan) terbukti meningkatkan Indeks Pertanaman (IP). Salah satunya yang ada di Kecamatan Panumbangan, Kabupaten Ciamis yang semula IP 2,5 menjadi IP 3.

Irigasi perpompaan ini dikelola Kelompok tani Sukamukti II Desa Kertaharja Kecamatan Panumbangan, Kabupaten Ciamis. Irigasi ini memanfaatkan sumber air Sungai Citanduy untuk mengairi luas lahan 40 ha.

"IP sebelum ada kegiatan irigasi perpompaan 2,5 setelah ada bantuan irigasi perpompaan IP menjadi 3," ujar Kasi Lahan dan Irigasi Kementan, Titin Kartini, Jumat (4/10).

Irigasi perpompaan ini digunakan untuk mengairi lahan yang ditanami padi. Pengembangan irigasi perpompaan sumber anggaran APBN TA. 2018 sebesar Rp 107.600.000.

"Saat ini kelompok tani sedang membahas terkait managemen pengelolaan. Karena irigasi perpompaan ini baru percobaan pengoperasian tahun ini," kata Titin.

Dalam tiga tahun terakhir, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) giat membangun irigasi perpompaan. Baik untuk mendukung kebutuhan tanaman pangan, hortikultura maupun peternakan.

Selama tiga tahun atau tepatnya sejak 2016 hingga 2019, irigasi perpompaan untuk tanaman pangan telah dibangun sebanyak 2.358 unit. Sementara untuk kebutuhan tanaman hortikultura dan peternakan masing-masing telah dibangun 429 unit dan 322 unit.

Dirjen PSP Sarwo Edhy mengatakan, dampak dari pembangunan irigasi perpompaan untuk mendukung tanaman pangan diharapkan dapat meningkatkan indeks pertanaman (IP) 0,5.

Dari 2.358 unit irigasi perpompaan yang telah dibangun, bila masing-masing unit dapat mengairi seluas 10 hektar, maka luas lahan yang dapat diairi saat musim kemarau seluas 47,16 ribu hektar.

"Bila peningkatan IP 0,5 dapat dicapai, maka akan didapat penambahan luas tanam seluas 29.780 hektar. Dampak selanjutnya diperoleh peningkatan produksi sebanyak 154.850 ton," jelas Sarwo Edhy.

Lebih lanjut Sarwo Edhy memaparkan, irigasi perpompaan dibangun untuk mendukung komoditas hortikultura sebanyak 429 unit. Bila masing-masing unit mampu mengairi 10 hektar, maka dari seluruh irigasi perpompaan yang dibangun akan mengairi lahan hortikultura saat musim kemarau seluas 4.290 hektar.

Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian juga telah membangun irigasi perpompaan untuk mendukung kebutuhan ternak ruminansia sebanyak 322 unit.

"Dengan estimasi satu unit mampu melayani air sebanyak 10 ekor ternak, maka terdapat 3.220 ekor ternak yang terjamin ketersediaan air minum dan sanitasi kandangnya," ujarnya.

Irigasi perpompaan merupakan sistem irigasi dengan menggunakan pompa air yang pendistribusiannya melalui saluran terbuka maupun tertutup.

"Irigasi perpompaan ini mencangkup tiga komponen utama yaitu pompa air dan kelengkapannya, bak penampung sebagai reservoir untuk mendekatkan jarak dari sumber air ke lahan. Kemudian jaringan distribusi baik tertutup maupun terbuka yang berfungsi untuk membawa dan atau membagi air ke lahan yang akan diairi," jelas Sarwo Edhy.

 

(*)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya