Liputan6.com, Jakarta - Pelatihan Kriya 2019 yang berlangsung selama dua hari berakhir hari ini. Kemenpora berharap selama dua hari ini pelaksanakam pelatihan kreativitas pemuda dapat meningkatkan pengetahuan kepada anak muda yang berkaitan dengan Kriya.
“Ini sebagai bekal kepada mereka bagaimana berinovasi atas suatu ciptaan. Dirinya bisa meningkatkan bakat mereka,” kata Deputi Pemberdayaan Pemuda Kemenpora, Faisal Abdullah di Universitas Tanjungpura Pontianak, Jumat, 4 Oktober 2019.
Advertisement
Dia meyakini, bahwa dengan kreativitas para pemuda bisa lebih kreatif. Caranya adalah dengan terus menerus melakukan inovasi. “Tidak lagi susah meningkatkan kesejahteraan rakyat, tetapi produktif dalam bidang ekonomi kreatif,” ujar Faisal Abdullah.
Ia menganggap para pemuda sangat baik dan optomistis melihat karya mereka. “Mereka masing-masing memiliki bakat dan memperkaya dengan pengetahuan. Itu karena sudah biasa dilakukan. Karena bagaimana menjadi nilai ekonomis yang baik,” Faisal Abdullah menegaskan.
Dia berharap angka enterpreuner di Indonesia bisa naik dari dua persen menjadi 10 persen. Ini dilakukan agar ideal untuk menjadi sebuah negara maju. “Dan menyerap lapangan pekerjaan yang besar. Update kreativitas yang sesuai dengan selera pasar. Mereka juga harus menciptakan pasar. Bisa disenangi oleh masyarakat,” ujar Faisal Abdullah.
Sementara itu, perserta kegiatan pelatihan Kriya, Hani Alfiyani, menilai kegiatan pelatihan Kriya dapat meningkatkan pengetahuan baru.
“Bagus, dapat meningkatkan kreativitas anak muda,” kata Hani Alfiyani.
Namun dia menyarankan untuk kegiatan ini bisa mendatangkan pemateri yang luar biasa, yang bisa membangkitkan jiwa kreativitas yang lebih lagi.
Mahasiswa FMIPA Universitas Tanjungpura jurusan Kimia Murni angkatan 2016 semester 7 itu menilai hal baru yang dia jumpai pada saat kegiatan pelatihan Kriya yaitu dapat membangun jaringan yang lebih luas. “Untuk tahu dan mengembangkan kreativitas yang kami miliki,” kata Hani.
Dia mengatakan sesuai tujuan awal, ia dan tim ingin memfokuskan dan mengembangkan limbah organik di kota Pontianak. Karena sesuai data, sampah terbesar adalah limbah organik.
"Terutama durian, saya dan tim sangat ingin melakukan riset lebih lanjut, agar tahu pengolahan dan kandungan apa saja yang terkandung di dalam kulit durian,” ujar dia.
Hingga kini, jelas Hani, kulit durian sudah dilakukan uji coba untuk racun nyamuk, obat jerawat, obat sakit perut, manisan,dan lain-lain. “Jadi perlu dilakukan riset lebih lanjut agar dapat menyakinkan konsumen,” kata Hani.