Liputan6.com, Jakarta - Perekonomian global saat ini sedang dihadapkan pada potensi resesi yang dipicu perang dagang Amerika dengan Tiongkok. Pertumbuhan ekonomi nasional memiliki tantangan, sebab banyak dari kreditur berasal dari perusahaan yang sudah ada, bukan dari perusahaan baru.
“Kita membutuhkan penggerak ekonomi baru, yakni UMKM dan startup,” ujar Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso dalam seminar Millenial Fest Industry 4.0 bertajuk “Kaum Milenial dan Industri 4.0” pada Jumat (4/10/2019) di Ballroom Hotel Adimulia, Kota Medan.
Seminar diselenggarakan untuk menyambut Munas XIII KAGAMA di Bali 14-17 November 2019.
Baca Juga
Advertisement
WImboh mengatakan kewirausahaan perlu didorong untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Pasalnya, sektor ini mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 97 persen dari total tenaga kerja nasional.
Pengembangan kewirausahaan juga dapat mendorong peningkatan PDB sebanyak 60 persen, mendorong ekspor, dan terciptanya berbagai inovasi.
“Tetapi peringkat kewirausahaan kita masih berada di ranking 94, di bawah Vietnam dan Thailand,” ujar Anggota Majelis Wali Amanat UGM itu.
Karenanya, pemerintah melalui OJK mendorong kewirausahaan melalui kebijakan insentif pajak, pendidikan vokasi, dan inkubator bisnis teknologi.OJK menjamin kemudahan bagi startup atau perusahaan rintisan untuk dapat memperoleh pendanaan melalui pasar modal yang selanjutnya dicatatkan di papan akselerasi BEI.
“Kita juga mempermudah startup company untuk memperoleh pendanaan maksimum Rp10 miliar dengan mekanisme berbasis teknologi di Pasar Modal lewat platform Equity Crowdfunding,” paparnya.
Selain itu, di era yang serba digital ini, OJK bersinergi dengan kementerian dan lembaga terkait dan mendorong startup untuk melakukan inovasi keuangan digital.Hal tersebut antara lain didukung dengan regulasi yang telah dikeluarkan terkait digital banking, equity crowdfunding, inovasi keuangan digital, dan P2P lending.
“Kita telah membentuk OJK Fintech Center sebagai sentra edukasi dan untuk innovation hub guna pengembangan industri fintech, dan mengedepankan perlindungan konsumen yang menindak illegal fintech melalui Satgas Waspada Investasi,” ungkapnya.
Sebagai negara dengan 260 juta penduduk, serta sebanyak 64 persen berusia produktif pada 2030-2040, Wimboh berharap para anak muda ikut berperan.
“Potensi kita besar. Tanpa entrepreneur yang lebih banyak, tanpa anak-anak muda yang berwirausaha sendiri, sulit bagi kita untuk mengangkat ekonomi yang mempekerjakan orang lebih banyak lagi. Anak muda jangan jadi pegawai!” tandasnya.
Wimboh berharap, adanya lompatan yang dilakukan pemerintah guna mendorong berkembangnya kewirausahaan yang dimotori anak muda dapat mendorong pertumbuhan ekonomi hingga di atas 6 persen, serta menurunkan angka pengangguran.
Acara ini merupakan rangkaian keempat Seminar Nasional di lima kota lima pulau (Medan, Balikpapan, Semarang, Manado, dan Bali) menjelang Munas XIII KAGAMA di Bali pada 15-17 November 2019 mendatang.
Usai seminar, berbagai pandangan pakar, praktisi, masyarakat, serta pihak-pihak terkait dalam seminar akan dirumuskan dan disampaikan kepada pemerintah guna mendukung pembangunan bangsa.
Sebelumnya, Ketua V PP KAGAMA Haryadi Himawan dalam sambutannya menyampaikan bahwa rangkaian acara ini merupakan komitmen KAGAMA memberikan sumbangsih guna mendukung pembangunan bangsa.
Kata Haryadi, sebagaimana yang dilantunkan dalam syair Hymne Gadjah Mada, di situlah KAGAMA menghayati ruh perjuangan Mahapatih Gadjah Mada yang mempersatukan Nusantara.
“KAGAMA berusaha istiqomah untuk menjaga bakti kepada bangsa,” katanya.