Liputan6.com, Jakarta Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berbicara soal program dan rencana Presiden Joko Widodo di sektor perhubungan. Salah satunya mengintegrasikan moda transportasi, kereta cepat Jakarta-Bandung, MRT, LRT, dengan KA Bandara.
Menurut dia, sejauh ini, baik LRT dan MRT sudah terhubung dengan kereta Bandara. Masyarakat yang hendak ke Bandara dapat menggunakan MRT maupun LRT, turun di stasiun Dukuh Atas, lalu melanjutkan perjalanan dengan KA Bandara.
Baca Juga
Advertisement
"Kalau kereta cepat menurut hemat saya, dikoordinasikan dengan MRT dan LRT. Kita sudah ada LRT sampai Dukuh Atas. Itu juga bisa langsung ke bandara dengan kereta bandara. Jadi secara tidak langsung sudah terhubungkan," ujarnya di Stasiun KA Bandara Manggarai, Jakarta, Sabtu (5/10).
Menurut dia, saat ini pembangunan yang penting adalah kereta cepat Jakarta-Bandung. Dengan demikian, orang Bandung yang hendak ke Bandara Soekarno-Hatta dapat diakomodasi.
Penumpang dari Bandung bisa menggunakan kereta cepat sampai Stasiun Cawang. Dari Cawang, bisa beralih ke LRT Jabodebek menuju Dukuh Atas. Dari Dukuh Atas bisa terkoneksi dengan kereta bandara hingga MRT.
"Yang penting kita, kereta cepat kita selesaikan, sehingga orang dari Bandung kalau mau naik pesawat juga mereka bisa berhenti di Cawang, terus ke dukuh atas, dari Dukuh Atas naik Railink (ke Bandara) bisa," tandasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ini Alasan Kereta Cepat Harus Terintegrasi dengan LRT
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi memastikan bahwa Kereta Cepat Jakarta - Bandung nantinya akan terkoneksi dengan Light Rail Transit (LRT) Jabodebek. Keduanya, akan saling terhubung di Stasiun Cawang, Jakarta Timur.
"Nanti di Cawang ada koneksi antara kereta cepat dengan LRT," kata Budi Karya ketika ditemui di kantor Kemenko Kemaritiman, Kamis (3/10/2019).
Menhub Budi menjelaskan, salah satu tujuan konektivitas tersebut untuk memudahkan bagi masyarakat yang ingin ke Jakarta. Sebab, orang-orang dari Bandung yang ingin menuju Jakarta tentu tidak bertujuan ke perbatasan saja. Oleh karena itu, perlu adanya konektivitas hingga pusat kota.
"Itu namanya konsep antarmoda. Jadi yang namanya satu pergerakan transportasi harus bicara mengenai antarmoda. Dari yang major sampai yang kecil," tandasnya.
Advertisement
Selanjutnya
Sebelumnya, Direktur Utama PT KCIC, Chandra Dwiputra, memproyeksikan titik ujung kereta cepat yang ada di Stasiun Halim dapat terhubung dengan LRT Jabodebek dan Bus Rapid Transit (BRT) atau TransJakarta.
"Pada kawasan Halim, stasiun kereta cepat akan terintegrasi dengan Light Rail Transit Jakarta, BRT dan memiliki akses strategis dikarenakan lokasinya yang cukup dekat dengan Bandara Internasional Halim Perdanakusuma," tuturnya di Km 26 Tol Jakarta-Cikampek, Kabupaten Bekasi, Senin (30/9).
"Dari semua advantage tersebut, kelak KCJB dapat membantu memecahkan stagnasi sehingga konsentrasi mobilisasi transportasi publik di ibukota dapat lebih efektif dan efisien, khususnya pada kawasan Timur Jakarta menuju Bandung maupun sebaliknya," dia menambahkan.
Di samping itu, Chandra juga turut mengutip ajakan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang mengupayakan agar KCJB bisa ikut tersambung dengan LRT Bandung Raya yang saat ini sedang dalam tahap pembangunan.
"Tak hanya itu, KCJB juga akan terintegrasi dengan Kereta Rel Diesel (KRD) yang akan menghubungkan stasiun kereta cepat dengan stasiun kereta api eksisting di kawasan Cimekar, Bandung. Termasuk dengan Bus Rapid Transit (BRT) yang akan dibangun di Karawang dan Walini," pungkasnya.