Liputan6.com, Beijing - Hubungan diplomatik China dan Korea Utara memasuki usia 70 tahun. Presiden China Xi Jinping berjanji untuk terus mempromosikan hubungan "jangka panjang, sehat dan stabil" dengan Korea Utara.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un juga mengirim pesan kepada Xi dengan mengatakan, "persahabatan yang tak terkalahkan akan abadi dalam upaya mencapai pergerakan sosialisme."
Advertisement
Seperti dilansir Channel News Asia, Minggu (6/9/2019), Korea Utara adalah salah satu negara pertama yang mengakui Republik Rakyat Tiongkok setelah didirikan pada 1949.
Xi mengatakan, hubungan antara para tetangga Asia telah memainkan "peran penting dan positif dalam menjaga perdamaian dan stabilitas regional."
Sejak Maret 2018, Xi dan Kim telah bertemu lima kali. Xi adalah pemimpin China pertama yang mengunjungi Koreta Utara yang tertutup dalam 14 tahun ketika ia melakukan perjalanan yang sangat simbolis ke negara bersenjata nuklir itu pada Juni.
Kim mengatakan, kedua negara akan "terus mempertahankan pergerakan sosialisme dan menjaga perdamaian dan stabilitas semenanjung Korea dan dunia."
* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Perundingan Nuklir AS-Korut Berakhir
Amerika Serikat membantah perundingan terbaru seputar denuklirisasi Semenanjung Korea dengan Korea Utara mengalami kegagalan, bersikeras bahwa "diskusi yang baik" justru telah terjadi.
Sebaliknya, delegasi Korea Utara mengatakan pertemuan itu gagal, karena AS tidak menawarkan "apapun ke meja perundingan", demikian seperti dikutip dari BBC, Minggu (6/10/2019).
Para pejabat dari kedua negara bertemu di Swedia pada Sabtu 5 Oktober 2019, dengan harapan memecahkan kebuntuan negosiasi mereka. Mereka bertemu di sebuah pulau di timur laut Stockholm yang disebut Lidingo, dekat lokasi kedutaan besar Korea Utara.
Masing-masing negara diwakili oleh delegasi khusus: Kim Myong-gil (Korut) dan Stephen Biegun (AS). Tak satu pun dari para pemimpin negara hadir di Swedia.
Ini terjadi hanya beberapa hari setelah Korea Utara menguji coba rudal baru, yang merupakan kemajuan signifikan pada pengujian sebelumnya. Para analis mengatakan, Korea Utara mungkin berusaha untuk membangun tekanan menjelang perundingan di Swedia akhir pekan ini.
Pertemuan di Swedia adalah diskusi tingkat kerja formal pertama sejak Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un bertemu secara singkat di zona demilitersasi Korea pada Juni 2019.
Advertisement