Liputan6.com, Jayapura - Pengungsi Wamena mulai berkurang. Sejumlah warga yang sempat berbodong-bondong meninggalkan Kota Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya tak lagi terlihat di Lanud Wamena.
Pesawat Hercules yang sebelumnya mengangkut 120-150 orang per satu kali terbang, pada Minggu (6/10/2019), pesawat yang identik dengan corak warna hijau TNI itu hanya mengangkut 15 orang.
Komandan Lanud Silas Papare Jayapura, Marsma TNI Tri Bowo Budi Santoso menuturkan untuk sementara evakuasi pengungsi dari Wamena dengan pesawat Hercules dihentikan.
Baca Juga
Advertisement
"Pengungsi di Lanud Wamena sudah mulai berkurang, bahkan tidak ada lagi. Kalau pun ada pengungsi yang masih bertahan di Polres dan Kodim Jayawijaya , itu karena masih ragu dengan keamanan di Wamena. Semua akan berangsur pulih," jelas Danlanud, Senin (7/10/2019).
Kata Danlanud, seperti halnya pada Minggu (6/10/2019), penerbangan Hercules yang dijadwalkan 2 sorty, hanya melayani pengungsi dari Wamena 1 sorty. "Tapi, jika ada pengungsi Wamena yang berada di Jayapura atau kota lainnya dan ingin kembali ke Wamena, kita layani," katanya.
Kata Danlanud, hingga kini ada 16 ribu lebih pengungsi yang keluar dari Wamena. Untuk pengungsi yang diangkut dengan Hercules ada sekitar 11 ribuan lebih. Sementara untuk warga yang menggunakan pesawat sipil mencapai 4000-an lebih.
"Jumah total pesawat Hercules yang melayani pengungsi Wamena mencapai 73 sorty yang dimulai sejak 24 September hingga Minggu 6 Oktober," jelasnya.
Aktivitas Perekonomian Pulih
Genap 14 hari rusuh di Wamena berakhir. Suasana mencekam tak lagi terlihat di kota dengan julukan Lembah Baliem itu. Warga di Kota Wamena mulai pulih pasca rusuh, hilir mudik kendaraan juga terlihat memenuhi ruas jalan di Kota Wamena.
Termasuk dengan aktivitas perekonomian di Wamena mulai terlihat normal. Pasar Jibama dan Sinakma yang menjadi pasar terbesar di Wamena juga mulai terlihat aktivitasnya.
Interaksi jual beli sudah terjadi di pasar tersebut. Pedagang sayuran mulai menggelar hasil kebunnya. Tak terlihat lagi raut muka takut atau khawatir akan terjadi rusuh susulan.
Mama Magdalena menyebutkan telah menggelar hasil kebunnya di Pasar Jibama sejak 4 hari lalu. Ia mengaku awalnya masih takut membuka lapak. Namun, karena ada jaminan keamanan dari pemerintah, maka ia pun percaya, semua akan kembali pulih.
"Pak polisi dan tentara juga banyak. Sebenarnya takut juga melihat mereka (aparat keamanan) membawa senjata berjalan lalu lalang, tapi sa (saya) pikir ini untuk keamanan bersama. Sekarang, su (sudah) mulai biasa dengan aparat keamanan ini," jelasnya.
Termasuk dengan kios dan ruko di sejumlah ruas jalan Wamena juga sudah mulai membuka tempat usahanya. Tadinya, pemilik kios atau toko ini hanya berani membuka setengah pintu, saat ini pintu-pintu kios atau ruko sudah mulai terbuka lebar, ibarat memanggil siapa saja untuk mampir dan membeli barang dagangannya.
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement