Liputan6.com, Jakarta Sejarah peradaban dan perjalanan bangsa Indonesia memang sangat menarik untuk dibahas. Mulai dari sejarah pada masa kerajaan hingga masa perjuangan melawan penjajah. Sejarah tersebut dapat dilihat dan dipelajari pada peninggalan-peninggalan para pendahulu maupun peninggalan para penjajah.
Baca Juga
Advertisement
Peninggalan itu berupa benda-benda ataupun bangunan yang masih berdiri hingga saat ini. Beberapa peninggalan sejarah perjalanan bangsa kini menjadi destinasi wisata sejarah yang menarik untuk dikunjungi. Destinasi wisata sejarah ini tersebar di berbagai daerah di Tanah Air.
Salah satu daerah yang kaya akan wisata sejarah adalah provinsi Jawa Timur. Provinsi ini memang terkenal dengan destinasi wisatanya baik wisata alam, budaya hingga sejarah. Destinasi sejarah yang disuguhkan di Jawa Timur memiliki nilai historis yang tinggi. Beberapa peninggalan sejarah di Jawa Timur yang kini menjadi destinasi wisata berada di Kabupaten Probolinggo.
Probolinggo terletak di kaki Gunung Semeru, sehingga sering menjadi akses bagi wisatawan yang akan berkunjung ke Gunung Semeru. Bagi kamu yang berkunjung ke kawasan Gunung Semeru tak ada salahnya mampir di beberapa destinasi wisata sejarah yang ada di sana. Selain berwisata kamu dapat belajar tentang sejarah perjalanan Bangsa Indonesia.
Peninggalan sejarah yang berada di Probolinggo yakni berupa bangunan dan benda-benda yang disimpan dalam museum. Berikut 5 destinasi wisata sejarah di Probolinggo yang sudah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (7/10/2019).
1. Benteng Mayangan
Benteng Mayangan Probolinggo merupakan sebuah bangunan peninggalan penjajahan Belanda yang digunakan sebagai menara untuk mengintai di kawasan laut dan sekitarnya. Benteng yang letaknya sekitar 1 km di sebelah selatan pelabuhan Tanjung Tembaga ini menyimpan sejarah masa penjajahan.
Bangunan Benteng Mayangan sempat terbengkalai dan kondisinya tak terawat. Namun, kini sudah lebih tertata dan terawat. Bahkan kini terdapat sebuah kafe yang bisa dijadikan tempat beristirahat setelah berkeliling di dalam Benteng.
Advertisement
2. Candi Jabung
Candi Jabung terletak di Desa Jabung, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo. Candi Jabung adalah salah satu candi Hindu peninggalan kerajaan Majapahit. Meski hanya terbuat dari batu bata merah, bangunan candi ini masih berdiri kokoh hingga saat ini.
Arsitektur Candi Jabung sangat menarik dan hampir serupa dengan Candi Bahal yang ada di Sumatera Utara, terdiri dari bagian batur, kaki, tubuh dan atap.
3. Candi Kedaton
Candi Kedaton merupakan candi hindu yang terletak di Dusun Lawang Kedaton, Desa Andung Biru, Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo. Candi ini berasal dari masa akhir Kerajaan Majapahit sekitar abad ke 14. Pada tangga Candi Kedaton tertulis angka sekitar tahun 1292 Saka (1370 Masehi).
Pada Candi berbahan batu andesit ini juga terdapat relief yang bercerita tentang kisah Arjunawiwaha di sisi Barat, kisah Garudeya di sisi Selatan, dan kisah Bhomantaka di sisi timur. Bangunan Candi Kedaton masih berdiri kokoh hingga saat ini meski sudah berusia ratusan tahun.
Advertisement
4. Museum Probolinggo
Museum Probolinggo merupakan salah satu tempat wisata sejarah yang menyimpan peninggalan masa lalu Probolinggo seperti artefak, uang kertas Probolinggo, replika patung, benda-benda pusaka hingga beberapa foto Probolinggo pada masa lampau. Museum yang terletak di Jalan Suroyo, Kota Probolinggo ini memiliki arsitektur bangunan khas peninggalan Belanda.
Museum ini dulunya merupakan sebuah gedung Societiet Gebow Harmony yang digunakan sebagai tempat berkumpulnya orang-orang Belanda untuk kegiatan hiburan seperti main bilyard, berinteraksi, berdansa dan lain sebagainya. Dengan memiliki berbagai koleksi benda-benda peninggalan sejarah, Museum Probolinggo sangat tepat untuk kamu yang ingin mengetahui seperti apa Kota Probolinggo pada masa lampau.
5. Museum Dr. Mohamad Saleh
Museum Dr. Mohamad Saleh terletak di Jalan Dr. Mohamad Saleh,Probolinggo. Museum ini dulunya merupakan rumah dokter pribumi pertama di Probolinggo yakni Dr. Mohamad Saleh. Di rumah ini dahulu pemuda dari berbagai suku sering berkumpul untuk berdiskusi bersama Dr. Mohamad Saleh, yang merupakan salah satu pendiri Boedi Oetomo. Karena hal tersebut, rumah ini sering disebut sebagai Rumah Bhinneka Tunggalika.
Museum ini menyimpan koleksi berbagai peralatan medis yang sering digunakan pada masa penjajahan Belanda, seperti peralatan bedah, peralatan pelayanan kesehatan, meja otopsi dan lain sebagainya. Dengan demikian, pengunjung dapat mengetahui seperti apa pelayanan kesehatan pada masa penjajahan Belanda.
Advertisement