Dendy Mikes Meninggal, Simak Tanggapan Dokter Jantung

Berpulangnya musisi Dendy Mikes, simak tanggapan dokter jantung.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 07 Okt 2019, 13:00 WIB
Dendy Mikes meninggal dunia karena serangan jantung. (Sumber: Instagram/dendy_mikes)

Liputan6.com, Jakarta Vokalis band Mikes, Dendy Mikes meninggal dunia pada Minggu (6/10/2019) pukul 18.20 WIB. Salah satu rekan bandnya, Marko Mikes lewat Instagram resmi @mikes_jkt. Marko tak percaya atas meninggalnya sang vokalis.

Marko merasa terpukul karena kematian Dendy Mikes terbilang mendadak. Ia menyebut, pelantun lagu "Terbaik Untukmu" tersebut tutup usia setelah mengalami serangan jantung.

"Pagi ini, ada kabar salah satu musisi band (Dendy Mikes) meninggal karena serangan jantung. Apakah benar kabar tersebut? Perlu diklarifikasi. Tapi yang jelas hal tersebut harus jadi perhatian serius," komentar dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Vito A Damay kepada Health Liputan6.com, Senin (7/10/2019).

"Berapa banyak lagi talenta bangsa ini harus pergi terlalu cepat di usia produktif? Industri kreatif  butuh orang muda yang sehat untuk tetap membawa Indonesia melaju di titik tertinggi. (Mewujudkan) Bangsa yang sehat, bangsa yang kuat."

 

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.

Simak Video Menarik Berikut Ini:


Stres dan Tidak Cek Kesehatan

Stres dan tidak cek kesehatan bisa menjadi faktor kena serangan jantung. (iStockphoto)

Vito menyebut, ada beberapa kemungkinan pekerja industri kreatif berisiko terkena serangan jantung. 

 "Saya (pernah) membagikan wawasan (kesehatan) mengenai pola kerja di industri kreatif yang modern dan dinamis. Tuntutan untuk selalu terdepan menyebabkan tingkat stres yang tinggi," ujar dokter yang sehari-hari berpraktik di Siloam Hospital Lippo Village, Karawaci, Tangerang, Banten.

Selain itu, tidak melakukan pemeriksaan kesehatan (medical check up) dan sebagian pekerja industri akrab dengan rokok menjadi faktor risiko yang perlu diperhatikan. 

Berdasarkaan American Heart Association, sejak usia 20 tahun harus mulai memeriksakan kesehatan. 

"Di Indonesia, kebanyakan orang ke dokter ketika sudah sakit. Ini dari pengalaman saya ketika merawat pasien usia 30-an yang kena serangan jantung atau stroke," Vito menerangkan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya