Telkomsel Ingin The NextDev Sebagai Agregator Startup Terbesar Indonesia

Telkomsel mengajak anak-anak muda untuk memanfaatkan teknologi guna menciptakan solusi atas berbagai permasalahan sosial yang ada lewat The NextDev.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 07 Okt 2019, 14:36 WIB
General Manager Corporate Social Responsibility Telkomsel, Tubagus Husniyullah, berbicara mengenai ambisi The NextDev Telkomsel jadi startup agregator terbesar di Indonesia. (Liputan6.com/ Agustin Setyo Wardani)

 

Liputan6.com, Jakarta - Lima tahun berturut-turut, Telkomsel menghadirkan The NextDev sebagai ajang pencarian dan pembinaan startup digital yang memberikan dampak sosial.

Di tahun kelima ini, Telkomsel kembali menggelar ajang serupa. Perusahaan mengajak anak-anak muda untuk memanfaatkan teknologi guna menciptakan solusi atas berbagai permasalahan sosial yang ada.

Berbeda dengan tahun lalu, Telkomsel kini tak ingin The NextDev hanya jadi sekadar pembinaan startup. Diungkapkan oleh VP President Corporate Communications Telkomsel, Denny Abidin, sejak setahun lalu, The Next Dev bukanlah semata kompetisi mencari talent startup.

"Kami ingin menaikkan level The NextDev, karena ajang ini memiliki tujuan dan nilai sosial, kami ingin membantu startup untuk memberikan sosial impact. Tidak hanya menunggu investor, tetapi juga punya visi memberikan kontribusi sosial," tutur Denny di Telkomsel Smart Office, Jakarta, Senin (7/10/2019).

Denny mengatakan, Telkomsel sebagai perusahaan telko tidak lagi hanya bicara mengenai konektivitas tetapi juga mengkolaborasikan startup-startup binaan The NextDev dengan ekosistem yang mendukungnya. Sehingga, startup bisa ikut mengentaskan berbagai permasalahan sosial dengan bantuan teknologi digital.

Meneruskan, General Manager Corporate Social Responsibility Telkomsel, Tubagus Husniyullah, mengatakan, The NextDev ingin menjadi enabler startup dan mengembangkan ekosistem bagi para startup.

"Dari tahun ke tahun, kami terus mencari format terbaik untuk The NextDev, sehingga kami bisa datang membawa solusi. Kalau di Amerika ada Silicon Valley sebagai hub, kami juga ingin membangun hub yang bagus sebagai ekosistem bagi startup-startup yang mengikuti The NextDev," tutur Tubagus.

 


Ingin Lebih Terlibat

Ilustrasi Startup (iStockPhoto)

Sejauh ini, sebagai akselerator startup, Telkomsel tak hanya mencari talenta pengembang yang potensial, tetapi juga terlibat langsung dengan para pelaku startup binaannya.

"Kami ingin menjadi lokomotif startup, mencari hero lokal. NextDev sendiri sudah ada ribuan startup, makanya kami perlu hub yang bisa menjembatani interaksi tiap stakeholder untuk membantu startup ini," kata Tubagus.

Ia menyebut, nantinya Telkomsel ingin turut membantu penerapan smart city di berbagai bidang, antara lain di bidang kesehatan. Salah satu startup binaan Telkomsel dalam The NextDev adalah Ceklab.

Perusahaan rintisan besutan Caesar Givani dan Ivan Sinarso ini menciptakan aplikasi pemeriksaan laboratorium home service langsung ke rumah pasien.

Namun, menurut Tubagus, agar ekosistem startup kesehatan bisa berjalan lebih luas, perlu ada kolaborasi dengan stakeholder lain di bidang kesehatan, contohnya adalah Ikatan Dokter Indonesia.

Untuk itulah, nanti Telkomsel sebagai agregator startup berfungsi mempertemukan berbagai pihak di bidang kesehatan, untuk memperluas cakupan layanan Ceklab atau startup lainnya.

"Nah, bagaimana cara Telkomsel untuk memfasilitasi startup-startup ini? Caranya dengan berkolaborasi dengan berbagai pihak, mengkoneksikan startup dengan berbagai pihak. Salah satunya adalah terhubung dengan SingTel yang merupakan bagian dari grup," ujarnya.

"Misi kami adalah menjadi startup agregator yang terbesar di Indonesia dan mengakselerasi digital, karena startup tidak hanya butuh uang, tetapi juga knowledge. Maka kami ingin mengkolaborasikan berbagai startup dengan berbagai stakeholder," kata Tubagus.

(Tin/Ysl)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya