Prabowo yang Selalu Mengalah dari Megawati

Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri sangat dekat, bahkan keduanya sempat menjadi pasangan capres cawapres pada 2009 silam.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Okt 2019, 06:37 WIB
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri (tengah) bersama Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto (kanan) memberi keterangan terkait pertemuan dan makan siang bersama di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Jakarta, Rabu (24/7/2019). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Hubungan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri sudah terjalin sejak lama.

Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri sangat dekat. Bahkan keduanya sempat menjadi pasangan capres cawapres pada 2009 silam.

Lantaran kedekatan itu, Prabowo pun beberapa kali mengalah dalam urusan politik dari Megawati.

Putri proklamator Indonesia Sukarno itu rupanya pandai meluluhkan hati sehingga Prabowo manut dengan kata-katanya.

Lantas, apa sajakah yang membuat Prabowo Subianto selalu mengalah dari Megawati Soekarnoputri? Berikut ulasannya:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Jadi Cawapres

Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri (kiri) bersalaman dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto usai melakukan pertemuan dan makan siang bersama di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Jakarta, Rabu (24/7/2019). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Pada 2009 lalu, Prabowo Subianto mengalah demi Megawati Soekarnoputri. Saat itu, Prabowo maju dalam Pilpres 2009 bersama Megawati. Prabowo menjadi cawapres, sedangkan Megawati capresnya.

Padahal saat itu, kabarnya Prabowo awalnya ngebet menjadi capres. Namun, akhirnya dia mau menjadi cawapres dan Megawati capres.

Di Pilpres 2009, Megawati dan Prabowo menandatangani perjanjian bersama di Istana Batu Tulis. Dalam perjanjian itu ditulis jika menang Pilpres, Prabowo minta diberikan keleluasaan menunjuk 10 menteri dan mengatur ekonomi Indonesia. Sementara Megawati berjanji akan mendukung Prabowo pada Pilpres 2014.

Tetapi, pada 2014 peta politik berubah. Megawati tak mendukung Prabowo malah mengusung Jokowi maju di Pilpres 2014. Hal ini menyebabkan persahabatan keduanya sempat renggang.

 


Relakan Kursi Ketua MPR

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menerima kedatangan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto di rumahnya, Rabu (24/7/2019). (foto: Dokumentasi PDIP)

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto merelakan jatah kursi ketua MPR jatuh kepada Bambang Soesatyo atau Bamsoet. Awalnya, Gerindra menunjuk Ahmad Muzani sebagai Ketua MPR. Namun Muzani harus puas hanya sebagai wakil.

Rupanya di balik legowonya Gerindra, ada peran Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Prabowo dan Megawati melakukan komunikasi di detik-detik terakhir. Prabowo meminta Mega mendukung Gerindra menjadi calon ketua MPR.

Megawati menolak permintaan Prabowo. Malah, presiden kelima RI itu meminta Prabowo untuk legowo. Akhirnya, Prabowo pun sepakat kursi ketua MPR diduduki Bamsoet dari Partai Golkar.

"Hasil konsultasi Prabowo Subianto dengan Megawati Soekarnoputri presiden RI kelima, maka Prabowo dan Megawati bersepakat untuk kepentingan lebih besar, kami bersepakat untuk terus menjaga MPR dalam forum musyawarah, dalam memutuskan berbagai kebijakan penting dalam membangun bangsa dan negara," kata Ketua Fraksi MPR Ahmad Riza Patria dalam sidang paripurna MPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat.

 


Hubungan Terjaga Baik

Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto (kanan) memberi hormat pada Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri usai memberi keterangan terkait pertemuan dan makan siang bersama di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Jakarta, Rabu (24/7/2019). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Meski Prabowo Subianto kerap mengalah terhadap Megawati Soekarnoputri, hubungan keduanya tetap terjaga dengan baik.

Hubungan keduanya sempat renggang akibat perbedaan arah politik, namun kembali mesra dengan melakukan beberapa kali pertemuan. Bahkan pada Kongres V PDI Perjuangan di Bali, Prabowo menjadi tamu spesial.

Saking spesialnya, tempat duduk Prabowo disiapkan sejajar dengan Megawati, Jokowi, Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan Wapres terpilih Ma'ruf Amin. Mega meminta kadernya menyambut Prabowo dengan baik.

"Jangan mengeluarkan kata-kata yang menyinggung undangan, apalagi ada undangan terhormat seperti Pak Prabowo yang hadir. Jadi jangan sampai ada yang bilang, huuu (disoraki), jangan begitu," kata DPD PDI Perjuangan Bali I Wayan Koster menirukan ucapan Megawati.

 

Reporter : Desi Aditia Ningrum

Sumber : Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya