Liputan6.com, Jakarta Untuk menjaga kesehatan kandungan, tingkat stres ibu hamil juga harus terkontrol. Sebuah studi terbaru bahkan menemukan bahwa hal tersebut bisa mempengaruhi perkembangan otak bayi selama kehamilan.
Para peneliti di King's College London Inggris menemukan bahwa bayi yang dilahirkan dari ibu dengan tingkat stres tinggi selama kehamilan, berisiko mengalami gangguan pada otak yang terkait dengan masalah kesehatan mental.
Advertisement
Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Biological Psychiatry ini, para peneliti menemukan bahwa bagian otak yang menghubungkan sistem limbik (yang bertanggung jawab untuk memori jangka panjang dan emosi) menuju korteks orbiofrontal (bagian yang terkait dengan pembuatan keputusan) menjadi yang paling terdampak.
"Kami menemukan bahwa pada ibu yang lebih stres selama kehamilan dan periode sebelum kelahiran, materi putih pada bayi berubah," kata penulis utama Alexandra Lautarescu, peneliti doktoral dari King's College London seperti dikutip dari Independent pada Rabu (9/10/2019).
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Pentingnya Pemeriksaan Kesehatan Mental Bagi Ibu Hamil
Untuk studi ini, peneliti melakukan analisis efek stres selama kehamilan pada perkembangan 251 bayi prematur. Lewat sebuah kuesioner, para ibu diberikan pertanyaan mengenai stres yang pernah dialami serta memberikan penilaian kepada kejadian itu.
Lautarescu mengatakan bahwa seringkali, tingkat stres pada ibu hamil luput dari pemeriksaan kehamilan.
"Ini tidak didiagnosis sesering seharusnya selama kehamilan dan kami berusaha untuk menekankan bahwa kesehatan mental ibu selama kehamilan, bisa berdampak pada perkembangan otak bayi, yang nantinya bisa berdampak pada kemampuan mereka di kemudian hari," jelasnya.
Karena itu, studi ini menegaskan pentingnya pemeriksaan kesehatan mental dan fisik bagi ibu hamil.
"Layanan antenatal perlu menyadari pentingnya memikirkan tekanan pada ibu dan kita perlu memiliki dukungan ke sana, terutama bagi ibu yang teridentifikasi stres."
Advertisement