Liputan6.com, Jakarta - Jangan kira bisnis ride-hailing hanya sebatas ojek online saja. Bisnis antar makanan juga semakin menarik di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Tahun ini saja, penjualan atau Gross Merchandise Value (GMV) dari bisnis antar makanan online di ASEAN mencapai USD 5,2 miliar atau Rp 73,6 triliun (USD 1 = Rp 14.164).
Di Indonesia, Google menemukan bahwa animo masyarakat terhadal jasa antar makanan sangatlah tinggi. Itu tercermin dari tingginya pencarian brand antar makanan di Google sampai 13 kali lipat, tertinggi dibanding negara-negara tetangga.
"Sebagian (perusahaan ride-hailing) sharing bahwa, 'sekarang saya GMV-nya sudah lebih banyak, lebih tinggi, di food delivery dibanding transportasi doang.' Jadi food delivery ada opportunity yang sangat besar sekali", ujar Managing Director Google Indonesia Randy Jusuf pada Senin (7/10/2019) di Jakarta.
Baca Juga
Advertisement
Berdasarkan laporan e-Conomy SEA 2019 yang disusun Google, Temasek, dan Bain & Company, bisnis antar makanan telah menjadi kunci keuntungan bagi Grab dan Gojek. Keduanya merupakan pemimpin dari jasa antar makanan online di Asia Tenggara.
Tetapi jangan kira bisnis antar makanan sudan tertutup pemain besar. Perusahaan lokal seperti FastGo (Vietnam) dan Micab (Filipina) juga siap bersaing, bahkan di China layanan antar makanan milik Alibaba dijegal oleh Meituan.
"Layanan ini menjadi makin umum bagi pekerja profesional yang sibuk dan para keluarga untuk memesan makana online untuk makanan sehari-hari, dan acara spesial. Berkat menghindarkan konsumen dari ketidaknyamanan cuaca panas dan kemacetan, jasa antar makanan telah menjadi makin populer di area metropolitan," jelas laporan e-Conomy SEA 2019.
* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Promo
Kehadiran promo dan marketing menarik menjadi pendorong popularitas jasa ini. Tetapi, kehadiran banyak jenis makanan harga terjangkau di aplikasi mulai menjadi daya tarik utama jasa ini bagi konsumen.
Sekarang penjualan jasa antar makanan baru sebesar USD 5,2 miliar, sedikit lebih rendah dari transportasi online, yakni USD 7,5 miliar. Namun, pada tahun 2025 nanti diprediksi penjualan jasa antar makanan akan mencapai USD 20 miliar dan setara jasa transportasi online.
Advertisement