Cek Fakta: Viral Video Heboh di Batam Air Laut Naik ke Langit, Faktanya?

Sebuah video viral menggambarkan kepanikan sejumlah siswa dan guru ketika penampakan mirip tornado terjadi. Benarkah itu air laut yang naik ke langit?

oleh Diyah Naelufar diperbarui 08 Okt 2019, 21:42 WIB
[Cek Fakta] Viral Video Heboh di Batam Air Laut Naik ke Langit, Faktanya? (Screenshot Youtube)

Liputan6.com, Jakarta - Video berjudul, HEBOH DI BATAM AIR LAUT NAIK KE LANGIT viral di media sosial Facebook. Rekaman yang diunggah pada 5 Oktober 2019 itu telah dibagikan lebih dari 10.000 kali.

Video tersebut diunggah akun YouTube Aabe channel.

"Heboh di batam air laut naik ke langit. Tetapi menurut beberapa penduduk itu adalah tornado atau puting beliung yang terjadi di laut dan membuat pusaran sehingga air lau ikut naik ke atas," demikian narasi yang menyertai video tersebut.

Di situs Youtube, video yang diunggah pada 5 Oktober 2019 tersebut telah ditonton sebanyak 137.135 kali.

Benarkan video tersebut menunjukkan air laut yang naik ke langit?


Penelusuran Fakta

Penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, meski tak terlihat wajahnya, suara seorang perempuan dewasa terdengar jelas dalam video tersebut.

Ini yang ia katakan:

Kalian pulang,pulang, pulang, cepat pulang ke rumah

Pulang ke rumah masing-masing, pulang ke rumah masing-masing

...air, air, itu, Bu, air itu. Pulang aja anak-anak semua.

Pulang, pulang, pulang, semua pulang. Bu, ke sini airnya Bu...

Sementara, penelusuran foto melalui Google Reverse Images, mengarah ke berita yang dimuat oleh situs suryakepri.com yang berjudul, Angin Puting Beliung Bikin Siswa SD di Nongsa Batam Kalang Kabut.

Berikut isi berita yang dimuat pada 4 Oktober 2019: 

BATAM, SURYAKEPRI.COM – Warga Nongsa, Kota Batam dan sekitarnya dihebohkan dengan terjadinya angin puting beliung pada Jumat (04/10/2019) siang.

Bahkan dalam video amatir yang beredar, tampak mendung tebal menggelayut di atas wilayah perairan Nongsa.

Dari langit tampak seperti ada air menggerojok menyapu daratan.

Langit hitam dan adanya gulungan awan hitam itu diduga merupakan angin puting beliung.

Dalam video itu juga tampak bertiupnya angin puting beliung sempat membuat heboh warga, termasuk anak-anak sekolah di SD 06 Teluk Mata Ikan, Nongsa.

Anak-anak sekolah tampak berlarian dari area sekolah untuk segera pulang.

Dari FB salah seorang warga juga diperoleh informasi bahwa angin puting beliung itu terjadi sekitar pukul 10.00 WIB. Guru di SD 06 Teluk Mata Ikan Nongsa, juga menginformasikan terjadinya tiupan angin yang menakutkan itu.

Tak ada informasi mengenai korban akibat embusan angin tersebut. Hingga sore, cuaca di Batam dan wilayah Nongsa tetap mendung. (pwk)

Situs Kumparan.com juga mengangkat artikel terkait video tersebut pada 4 Oktober 2019. Judulnya, Viral Video Angin Puting Beliung di Batam, Dibenarkan Polda

Demikian isi artikelnya:

Adanya fenomena alam puting beliung yang beredar di media sosial, siang tadi dibenarkan oleh Polda Kepri.

Kepala Bidang Humas (Kabid Humas) Polda Kepri Kombes Pol Drs S Erlangga mengatakan peristiwa alam tersebut memang benar terjadi di Kota Batam, namun putaran angin tersebut hanya terjadi di laut tidak sampai ke darat.

"Sejauh ini tidak ada kerusakan dan maupun korban jiwa," tutupnya.

Sebelumnya sebuah video pusaran angin puting beliung viral di sejumlah media sosial dan group whatsapp tentang angin puting beliung di wilayah Nongsa, Kota Batam, Jumat (4/10).

Dalam video yang berdurasi 0.30 detik itu terlihat angin puting beliung membubul ke atas langit. Vidio yang tersebar itu terdengar suara perempuan mengatakan, kalian pulang-pulang ke rumah masing-masing sontak anak SD yang belum diketahui itu berlarian.

"Kejadianya di daerah kami di perairan Nongsa tepatnya beberapa mil dari bibir pantai Teluk Mata Ikan Nongsa, meski hanya sebentar namun kejadian tersebut sempat membuat panik masyarakat terutama anak-anak sekolah," ujar, Rian (34).

Menurutnya angin yang datang tiba-tiba tersebut terjadi sekitar pukul 10.00 pada hari Jumat (4/10).

Dihubungi terpisah, Kepala BMKG Dabo Singkep menerangkan Puting Beliung terjadi biasanya bermula dari udara terasa panas dan gerah, munculnya awan putih yang bergerombol dan berlapis-lapis di langit dimana diantara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi yang secara visual mirip kembang kol.Lalu berubah warna dari berwarna putih menjadi berwarna hitam pekat yang biasa disebut awan Cumulonimbus. Kemudian ranting pohon dan daun bergoyang cepat karena tiupan angin yang terasa sangat dingin diiringi kehadiran hujan disertai angin kencang.

"Dampaknya bisa membuat objek dibawahnya, juga akan terbawa bersama pusaran angin," sebutnya.

 

Penjelasan BMKG

Humas Badan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Hary Tirto Djatmiko mengatakan, fenomena di Batam merupakan puting beliung yang terjadi di sekitar perairan.

'Yang dikenal dengan istilah waterspout," kata dia saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (8/10/2019).

Ia menjelaskan, tornado atau puting beliung adalah suatu kolom udara yang berputar kencang yang terbentuk dari awan cumuliform yang telah menyentuh tanah, biasanya tampaksebagai corong awan (funnel cloud) dan sering disertai dengan hujan lebat/es (hail), kilat/petir dan angin kencang.

Angin kencang yang datang secara tiba-tiba, mempunyai pusat dan bergerak melingkar seperti spiral hingga menyentuh permukaan bumi serta punah dalam waktu singkat -- 10 menit atau tidak lebih dari beberapa jam.

Tornado dapat terjadi di mana saja di seluruh tempat di dunia, namun pada daerah-daerah lintang tinggi terjadinya biasanya pada musim semi atau musim panas.

Di Indonesia lebih sering terjadi pada masa transisi/peralihan/ pancaroba musim baik dari musim hujan ke kemarau maupun sebaliknya.

Sementara, dalam situs BMKG juga dijelaskan mengenai perbedaan antara siklon, tornado, puting beliung, dan water spout.

Berikut penjelasannya: 

"Siklon, tornado, puting beliung dan water spout sama-sama merupakan pusaran atmosfer. Namun demikian, ukuran diameter tornado, puting beliung dan water spout sama-sama berkisar pada ratusan meter, sedangkan ukuran diameter siklon dapat mencapai ratusan kilometer. Tornado terjadi di atas daratan, sedangkan siklon tropis di atas lautan luas. Siklon tropis yang memasuki daratan akan melemah dan kemudian mati. Puting beliung merupakan sebutan lokal untuk tornado skala kecil yang terjadi di Indonesia, dan water spout merupakan tornado yang terjadi di atas perairan, (dapat berupa danau maupun laut)."


Kesimpulan Klaim

Benarkah video yang diunggah akun YouTube Aabe channel menggambarkan fenomena air laut yang naik ke laut? 

Adegan dalam video tersebut adalah kejadian nyata, kepanikan anak-anak sekolah di Nongsa.

Namun, judul dalam video tersebut tidak menggambarkan kejadian sesungguhnya. Seperti dijelaskan BMKG, yang terjadi adalah fenomena waterspout atau puting beliung yang terjadi di sekitar perairan. 

Banner cek Fakta: klarifikasi (Liputan6.com/Abdillah)

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama 49 media massa lainnya di seluruh dunia.

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi hoaks yang tersebar di masyarakat.

Jika anda memiliki informasi seputar hoax yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya