IHSG Terus Terbakar, Bagaimana Kepercayaan Investor?

Untuk sepekan ini, IHSG berpotensi diperdagangkan dalam rentang 5.800-6.200.

oleh Bawono Yadika diperbarui 08 Okt 2019, 10:15 WIB
Pengunjung melintasi layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang pekan lalu turun 2,19 persen. Perdagangan saham pada Senin kemarin juga terkontraksi.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto menuturkan, sejumlah sentimen memang mewarnai laju indeks belakangan. Sentimen tersebut baik dari dalam negeri atau domestik hingga global.

Untuk investor asing, William mengatakan sebenarnya investor masih dalam keadaan wait and see (mengamati) perkembangan situasi politik dan ekonomi RI.

Jadi, kata dia, investor belum terlalu yakin dengan situasi pasar saham saat ini. Namun, mereka juga tidak dalam posisi sangat ragu terhadap kondisi bursa saham.

"Investor saat ini cenderung wait and see, karena dana asing juga sebenarnya sudah keluar dari RI Rp 17 triliun secara year-to-date (ytd)," tuturnya di Gedung BEI, Selasa (8/10/2019).

"Tapi itu juga karena dari global masih ada ancaman resesi. Juga dari dalam negeri masih nunggu Perpu KPK. Jadi belum terlalu confident mereka. Namun mereka memang lebih memilih masuk ke pasar negara berkembang seperti kita dan invest di emas," tambah dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Sektor Pilihan

Pengunjung melintasi layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Untuk sektor menarik di tengah situasi yang tak pasti saat ini, William menganjurkan 3 sektor. Itu adalah telekomunikasi, emas, hingga baja.

"Untuk telekomunikasi bisa Indosat dan FREN, kalau baja bisa ISSP, sedangkan emas ada PSAB," ulasnya.

Sementara itu, untuk sepekan ini, IHSG menurutnya berpotensi diperdagangkan dalam rentang 5.800-6.200.

Menurut dia, penurunan indeks sampai ke level 5.000 ini juga tak terlepas dari siklus tahunan IHSG.

"Sentimenya lebih teknikal, sebelum siklus tahunan kita penurunanya berakhir Oktober. Kemudian November-Desember akan naik lagi. Kita lihat siklus tahunan," tegasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya