Liputan6.com, Jakarta Sungai-sungai yang berada di Jakarta maupun sekitarnya kini cukup memprihatinkan,banyak masyarakat yang kurang sadar akan menjaga kebersihan sungai. masih banyak masyarakat misalnya,yang membuang sampah sembarangan, membuang limbah rumah tangga maupun perusahaan dan lain sebagainya.
Tak hayal,akibatnya menyebabkan banjir yang tak kunjung terselesaikan. Dan pastinya Petugas Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Badan Air Dinas Lingkungan Hidup setiap minggunya akan membersihkannya.
Advertisement
Pada saat membersihkan,petugas biasanya menemukan hal-hal yang aneh maupun unik. Terkadang penemuan tersebut juga membuat warga geger disekitarnya.
Berikut Hal-hal temuan para petugas kebersihan pada saat membersihkan badan sungai,dihimpun Liputan6.com :
Temuan Granat di Pulogebang
Granat ditemukan di semak-semak pinggir Jalan KBT, sisi Tol Barat KBT, Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur. Granat jenis nanas buatan PT Pindad ini ditemukan seorang petugas Prasrana dan Sarana Umum (PSU) Kelurahan Pulogebang di semak-semak depan Gedung Sopo Marpingkir Huria Kristen Batak Protestan (HKBP).
"Granat ditemukan oleh Rahmad, petugas PSU Kelurahan Pulogebang, di semak-semak sewaktu membersihkan rumput," ucap Kasubag Humas Polres Jakarta Timur Kompol Husaima dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (30/1/2016).
Husaima menambahkan, petugas kemudian membawa jenis peledak berbahaya itu ke Pos Gudang Pusat Amunisi Pulogebang. Selanjutnya, granat tersebut diamankan tim Gegana Polda Metro Jaya.
Sebelumnya, warga Kelurahan Sukawarna, Kecamatan Curug, Kota Serang, Banten, dihebohkan penemuan granat nanas aktif berbobot 1 kilogram. Benda tersebut ditemukan di persawahan milik warga.
"Kami mendapatkan laporan dari pihak kelurahan bawa seorang warganya menemukan granat nanas di sawah yang sudah 5 hari yang lalu, namun baru dilaporkan hari ini," kata Kapolsek Curug AKP Ate Waryadi beberapa waktu lalu.
Advertisement
Temuan 2 Karung Ganja Sintesis
Kepolisian Sektor Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mengamankan dua karung yang diduga narkoba jenis tembakau ganesha atau ganja sintetis. Ganja tanpa pemilik itu pertama kali ditemukan seorang warga di pinggir kali, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Minggu 30 Januari 2017 sore.
Kasat Narkoba Polres Bogor AKP Andri Alam Wijaya saat dikonfirmasi membenarkan adanya temuan tembakau atau ganja sintetis bermerek ganesha. Penemuan ganja sintetis itu berawal adanya laporan dari seorang warga.
"Warga melihat ada seorang pengendara mobil berhenti lalu membuang dua karung dekat kali," ujar Andri.
Setelah membuang karung berwarna putih dengan garis biru itu, pengemudi langsung pergi. "Karena curiga, warga langsung melapor ke Polsek Megamendung," kata dia.
Polisi yang tiba di lokasi lantas memeriksa isi karung tersebut. Namun setelah dibuka ternyata berisi belasan bungkus tembakau yang diduga ganja sintetis.
Tembakau memabukkan itu dibungkus menggunakan plastik bening dengan merek ganesha. "Petugas Polsek langsung membawa dua karung tembakau itu ke Mapolres Bogor," ucap dia.
Untuk memastikan bahwa tembakau jenis ganja sintetis atau bukan, kata Andri, harus diuji laboratorium terlebih dahulu. "Kuat dugaan ganja sintetis. Tapi untuk memastikannya kami akan uji lab dulu," terang dia.
Sementara terkait siapa pemilik dan yang membuang ganja sintetis tersebut, pihak kepolisian sedang melakukan penyelidikan. "Sedang diselidiki," ujar Andri.
Teror Buaya di Pondok Dayung
Buaya, binatang buas yang tak terpikir masih ada perairan Jakarta. Namun sore itu, anggapan tersebut buyar. Seekor buaya dengan panjang 3 meter muncul di Dermaga Pondok Dayung, pukul 17.30, Kamis 14 Juni 2018.
Tim gabungan pencari buaya akan dilakukan selama 7 hari, mulai 17 Juni 2018 lalu.
Tim diturunkan untuk menyisir 4 titik wilayah pencarian sang buaya. Tim Damkar menyisir sepanjang daerah Ancol, selanjutnya ada tim Basarnas yang menyisir ke arah Kali Adem adem dari Marina Ancol.
Kemudian ada juga tim TNI AL yang menyisir ke dekat lokasi awal penemuan buaya, Pondok Dayung dan tim terakhir yaitu gabungan dari sejumlah tim kepolisian, seperti Polres, Satpol PP dan Polair yang menyisir ke sepanjang wilayah laut.
Mereka menyisir keempat wilayah pencarian itu dari pagi hingga sore pada setiap harinya selama 7 hari berturut-turut menggunakan 11 kapal.
Tim pencarian buaya juga melibatkan pawang buaya dari Taman Margasatwa Ragunan. Sebab, mereka dianggap lebih berpengalaman menghadapi hewan tersebut.
Belum juga ditemukan, warga di sekitar Kali Grogol dihebohkan oleh kemunculan kawanan buaya.
Beberapa ekor buaya terlihat oleh warga di Kali Grogol, tepatnya di Jalan Latumenten, Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Kemunculan buaya itu dibenarkan oleh Ajun Komisaris Besar Rensa Aktadivia selaku Kanit Reskrim Polsek Tanjung Duren, Jakarta Barat.
Rensa menjelaskan, seorang saksi yang melihat adalah Kepala Pos Polisi (Kapospol) bernama Johan Tambing. Dia menyaksikan kemunculan buaya itu sekitar pukul 08.30 WIB.
"Pak Johan Tambing lihat dan sempat rekam pakai handphone. Lokasi di depan Stasiun Kereta Api Grogol, di situ kali yang sudah dibeton," kata Rensa kepada Liputan6.com saat dihubungi, Jakarta, Rabu (27/6/2018).
"Terus anggota cek sekitar jam 9," ujar Rensa.
Dia mengatakan jumlah buaya yang diduga ada di Kali Grogol itu masih simpang siur. Menurut kesaksian Johan dan beberapa warga berbeda.
"Info sementara dari warga tiga ekor. Tapi yang dilihat Pak Johan tambing hanya 2 ekor," ujar Rensa.
Terkait insiden ini, pihaknya langsung berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait. "Kami koordinasi dengan Damkar & BPBD, pihak Ragunan, dan SDAP untuk mencari buaya," kata Rensa.
Kawanan buaya itu kembali muncul keesokan harinya.
Advertisement
Sarang Buaya di Mangga Dua
Penampakan tiga buaya di Kali Anak Ciliwung atau tepat di bawah jembatan antara Mangga Dua Square dengan Jalan Sahari, Jakarta Utara mencuri perhatian anak-anak.
Sejak siang sampai sore hari ini, anak-anak nampak bergerombol di atas jembatan sembari memandang kolong jembatan dan melihat petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jakarta yang menyisir kali.
“Mana nih Pak buayanya,” teriak anak-anak kepada petugas.
Seorang anak bernama Dimas mengaku sengaja datang ke jembatan itu dari rumahnya di Pedalangan saat tahu ada kabar penemuan buaya. "Ingin lihat saja, enggak takut kan katanya bayi (buaya)," ujar Dimas di lokasi, Kamis (10/10/2018).
Kepala Seksi Konservasi Wilayah III BKSDA Jakarta Ida Herwati mengatakan, dua ekor buaya yang terlihat hari ini berukuran sekitar satu meter dan masih tergolong kecil.
"Dari ukurannya kurang dari satu meter, masih anak buaya," ucap dia.
Ida meminta anak-anak tidak terlalu dekat dengan pinggir kali, sebagai bentuk antisipasi. "Selain bahaya juga nanti sulit memancing buaya keluar," ucap dia.
BKSDA sudah melakukan pengejaran buaya sudah dilakukan sejak dua hari lalu. Menurut Ida, buaya yang muncul hari ini berjenis buaya muara dan buaya senyulong.
"Kemungkinan mereka membuat sarang di bawah jembatan, dan mereka berjemur juga,” katanya.
Temuan Limbah Medis di Sungai Ciliwung
Rena Da Frina terkejut bukan main ketika dia sedang membersihkan bantaran Sungai Ciliwung, Kota Bogor pada Kamis, 4 Juli 2019.
Lurah Babakan Pasar, Kota Bogor itu mengaku melihat sejumlah limbah medis tersangkut di bebatuan. Bahkan pada saat itu, yang hanyut terbawa arus sungai diperkirakan jumlahnya lebih banyak.
"Setelah saya angkat, ternyata kateter atau kantong urine bekas masih ada selangnya. Beberapa kantong masih terdapat air seninya," kata Rena.
Ia bersama anggota Babinsa dibantu warga sekitar kemudian mengangkat dan memindahkan sekitar delapan limbah medis ke tepi sungai. Lokasinya penemuan limbah tersebut berada di Kampung Kebon Jukut berbatasan dengan Kelurahan Sukasari.
Ia dan warga sempat kesulitan mengangkat limbah rumah sakit itu karena satu sama lain terlilit selang kantong urine dengan sampah rumah tangga.
"Waktu itu saya lihat yang hanyut terbawa arus juga banyak, cuma tidak bisa diambil karena berada di tengah aliran sungai," ungkap Rena.
Temuan limbah medis ini kemudian dilaporkan Rena ke Wali Kota Bogor, Bima Arya agar segera ditindak lanjuti. Sebab, aliran sungai tersebut menjadi tercemar padahal masih digunakan warga untuk kebutuhan sehari-hari.
"Saya melihat disaat kantong urine terbawa arus, ada beberapa orang sedang mandi. Bagi warga sudah terbiasa melihat benda itu. Ini miris sekali," ujarnya sedih.
Temuan limbah medis di aliran Sungai Ciliwung bukan kali ini saja. Para relawan Komunitas Peduli Ciliwung juga kerap menemukan benda serupa, mulai dari kateter atau bekas kantong urine, obat-obatan hingga alat kontrasepsi.
"Tiap bersih-bersih hari Sabtu, saya dan teman-teman sering nemuin seperti kateter, obat tablet kemasan strip, botol bekas obat-obatan, terkadang alat kontrasepsi," ungkap Suparno, relawan Komunitas Peduli Ciliwung.
Namun limbah medis yang paling sering ditemukan para relawan adalah bekas kantong urine lengkap dengan selangnya. Ada yang terlihat masih bersih seperti baru dibuang, sampai ada yang warnanya sudah memudar.
"Ditemukannya di beberapa titik lokasi aliran sungai," kata Suparno, yang juga anggota Satgas Naturalisasi Ciliwung.
Advertisement
Temuan Telur Biawak di Pantai Indah Kapuk
Petugas UPK Badan Air Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Utara menemukan telur yang diduga telur buaya saat menanam bibit singkong di tepi Kali Cengkareng Drain.
Hingga kini, belum terlihat induk dari telur buaya itu, namun warga dan petugas kerap menemukan dua ekor buaya di sekitar lokasi telur ditemukan.
Petugas UPK Badan Air Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Utara masih menjaga keberadaan dua puluh butir telur buaya di tepi Kali Cengkareng Drain, Pantai Indah Kapuk, Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu pagi.
Telur-telur buaya dibiarkan dalam posisi tertimbun tanah. Petugas UPK pun berharap puluhan telur buaya ini segera dievakuasi untuk menghindari kerusakan.
"Ini takutnya ada orang di luar main ambil ambil saja, kita namanya kerja cuma sampai sore saja, sore kita pulang, enggak mungkin kita jagain di sini," ujar petugas kebersihan UPK Badan Air Jakarta Utara Listyono.
Hingga Minggu, 6 Oktober 2019 pagi, telur-telur tersebut masih dijaga petugas UPK Badan Air Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Utara untuk menghindari kerusakan.
Saat itu, petugas mengira telur-telur ini merupakan telur buaya, mengingat banyaknya laporan bahwa warga dan petugas yang kerap menemukan dua ekor buaya di sekitar lokasi.
Namun, setelah ditemukan dan diperiksa petugas BKSDA, ternyata telur itu bukanlah telor buaya.
"Telur-telur tersebut bukanlah telur buaya, tetapi itu adalah telur biawak. Itu bisa dilihat dari ciri-ciri fisik, dari cangkang telur. Telur buaya itu jauh lebih besar daripada cangkang yang ditemukan," kata Kepala BKSDA Jakarta Ahmad Munawir.
BKSDA menghimbau kepada masyarakat agar tidak usah khawatir akan temuan telur-telur di tepian Kali Cengkareng.
(Desti Gusrina)