Liputan6.com, Jakarta - Bukalapak menjadi marketplace Indonesia pertama yang mendaftarkan Warung Mitra Bukalapak pada fitur Google Bisnisku. Sekitar 95 ribu mitra Bukalapak telah mendaftarkan bisnisnya pada fitur Google Bisnisku.
"Kolaborasi ini ditujukan untuk meningkatkan adopsi teknologi digital pada sektor UMKM yang saat ini masih berjumlah 16,33 persen dari total pelaku usaha UMKM di Indonesia," tutur Co-Founder dan Presiden Bukalapak Fajrin Rasyid di Jakarta, Selasa (8/10/2019).
Dia melanjutkan, Bukalapak merasa senang dapat dipercaya sebagai e-commerce marketplace pertama di Indonesia yang berkolaborasi dengan Google Bisnisku.
Baca Juga
Advertisement
"Program ini tidak hanya memudahkan pengguna internet semakin mengetahui keberadaan lokasi warung tradisional yang dapat meningkatkan volume transaksi bisnis, tetapi juga secara langsung memperkenalkan betapa pentingnya teknologi agar tetap bisa bersaing di pasar yang semakin kompetitif," ujarnya.
Melansir data Kementerian Komunikasi dan Informatika , hingga Februari 2019 tercatat baru sekitar 16,33 persen atau 9,61 juta pelaku UMKM yang sudah mengadopsi teknologi dalam praktik bisnisnya dari total 58.9 juta pelaku usaha kecil di Indonesia.
Padahal dari segi potensi ekonomi, penelitian Google-Temasek menunjukkan, ekonomi digital Indonesia berhasil menyentuh 100 miliar dollar AS pada tahun 2019 dan diperkirakan akan meningkat hingga 300 miliar dollar selama enam tahun ke depan.
Fajrin juga menjelaskan, sebagai perusahaan teknologi yang terus berupaya meningkatkan kesejahteraan hidup para pelaku UMKM, Bukalapak melihat hal tersebut sebagai peluang untuk terus membantu Mitra Bukalapak, terutama para pemilik warung, untuk dapat memperluas jangkauan bisnisnya.
"Saat pengguna Google mengetik kebutuhan yang dicari, misalnya dengan kata ‘Warung’ atau ‘Frozen food’ di penelusuran Google, maka yang muncul pada halaman pencarian adalah Warung Mitra Bukalapak terdekat, lengkap dengan deskripsi dan lokasi agar mudah ditemukan oleh pelanggan," ujarnya.
"Hal ini diharapkan dapat mendorong warung agar semakin relevan dengan perkembangan teknologi terkini," tambah dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
PM Australia ke-29 Belajar Inovasi Ekonomi Digital ke Bukalapak
Perdana Menteri Australia ke-29, Malcolm Turnbull mengunjungi kantor Bukalapak untuk mengenal lebih jauh berbagai inovasi Bukalapak yang berhasil memberdayakan usaha kecil Indonesia.
Bukalapak menjadi salah satu tujuan kunjungan Turnbull di Indonesia dalam rangka mempelajari lebih jauh mengenai peran penting Bukalapak dalam memperkokoh perekonomian digital melalui Mitra Bukalapak dan pasar daringnya, serta mempererat hubungan antara kedua negara dengan pertukaran ilmu dan pengalaman.
UMKM diyakini sebagai kunci pertumbuhan GDP di Indonesia, sehingga perlu terus dikembangkan.
Dalam sambutannya, Turnbull yang berlatar belakang seorang negarawan, investment banker, wartawan, dan pengacara ini mengatakan bahwa kolaborasi di bidang teknologi digital merupakan salah satu prioritas hubungan antara Australia dan Indonesia.
"Dan saya sangat terkesan dengan hasil karya tim Bukalapak yang muda dan brilian. Presiden Joko Widodo bertekad menempatkan Indonesia dalam posisi terdepan di perekonomian digital dan saya percaya Bukalapak memiliki peran besar untuk merealisasikannya," katanya di Jakarta.
Advertisement
Wujudkan Visi
Turnbull disambut oleh Willix Halim, Chief Operating Officer Bukalapak, Teddy Oetomo, Chief Strategy Officer Bukalapak, serta beberapa karyawan Bukalapak yang pernah menempuh studi di Australia.
Willix Halim menjelaskan bahwa sejak didirikan tahun 2010, Bukalapak terus berupaya mewujudkan visinya untuk memberdayakan Indonesia melalui teknologi. "Kami memilih untuk fokus menciptakan berbagai produk teknologi dan program inovatif yang relevan untuk masyarakat umum (mass market) di Indonesia," terang Willix kepada Turnbull.
Tim Bukalapak dan Malcolm Turnbull juga berdiskusi mengenai dampak nyata dari produk teknologi dan program inovatif ciptaan Bukalapak seperti Mitra Bukalapak yang menjangkau lebih dari dua juta warung dan agen individu dan Pasar Online (Marketplace) yang membuka akses pasar dalam dan luar negeri untuk usaha kecil Indonesia.
Reporter: Idris Rusadi Putra
Sumber: Merdeka.com