Liputan6.com, Jakarta - Taman Bacaan Pelangi kembali menunjukkan komitmen kuatnya dalam mengembangkan kebiasaan membaca anak-anak di Indonesia Timur melalui program pendirian perpustakaan ramah anak. Bekerja sama dengan Room to Read dan Google.org, TB Pelangi meresmikan 10 perpustakaan baru di Ende, Flores.
Perpustakaan tersebut menerapkan teknologi dalam operasional sehari-hari. Setiap perpustakaan dilengkapi dengan tablet, proyektor, furnitur, serta 1.250 buku cerita anak. Tablet terhubung dengan sebuah platform yang berisi buku-buku cerita anak digital yang bisa dibaca oleh anak-anak.
Ada juga berbagai video edukatif yang mengajarkan teknik-teknik membacakan buku cerita yang berguna bagi para guru maupun orangtua murid. Ia berharap inovasi tersebut mempermudah akses bagi anak-anak atas buku bacaan yang berkualitas.
Baca Juga
Advertisement
"Adanya sentuhan teknologi di dalam perpustakaan-perpustakaan ini merupakan pendekatan baru yang kami lakukan dan tentunya memberikan warna baru bagi perpustakaan kami," ujar Nila Tanzil, pendiri TB Pelangi di Ende, Selasa (8/10/2019), dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com.
Selain pustakawan, setiap sekolah dasar lokasi perpustakaan TB Pelangi yang baru ini juga wajib memiliki mentor pelantar untuk memastikan setiap guru mampu mengoperasikan perangkat digital yang disediakan serta menggunakan pelantar dengan maksimal untuk program literasi di perpustakaan.
Dengan peresmian sepuluh perpustakaan baru ini berarti TB Pelangi telah mendirikan 126 perpustakaan ramah anak di sekolah-sekolah dasar yang tersebar di 18 pulau di Indonesia Timur.
Berdasarkan data The World’s Most Literate Nations yang dikeluarkan UNESCO pada 2016, kebiasaan membaca di Indonesia tergolong sangat rendah. Namun, survei World Culture Index Score 2018 memperlihatkan bahwa kegemaran membaca di Indonesia meningkat secara signifikan.
Temuan itu sejalan dengan hasil studi yang dipaparkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang menyatakan bahwa tingkat kemampuan literasi siswa Indonesia berada di kisaran 61 persen.
"Kami berharap 10 perpustakaan berbasis teknologi digital yang dibangun di NTT dapat membantu memajukan minat baca dan literasi digital anak-anak serta guru di Indonesia Timur. Tingkat literasi yang kuat sangat penting untuk masa depan bangsa," kata Ryan Rahardjo, Public Policy & Government Relations Manager Google Indonesia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jam Kunjungan Perpustakaan
Kepala Sekolah Dasar Inpres Welamosa, Ende, Jasinta Menguri menyambut baik peresmian perpustakaan TB Pelangi ke-126 di sekolahnya. Ia menyebut sentuhan teknologi di perpustakaan akan membuat anak-anak semakin senang datang dan membaca di perpustakaan.
"Ketika proyektor dinyalakan dan guru menampilkan buku cerita digital, anak-anak sudah antusias sekali! Adanya sentuhan teknologi di perpustakaan TB Pelangi ini akan membuat anak-anak semakin senang datang dan membaca di perpustakaan," ujar Jasinta.
Semua kepala sekolah, guru, pustakawan dan mentor pelantar telah dilatih mengenai sistem manajemen perpustakaan, berbagai program literasi yang mampu menumbuhkan minat baca anak, serta cara penggunaan tablet untuk kegiatan membaca.
Setiap sekolah juga wajib mengalokasikan mata pelajaran khusus untuk ke perpustakaan bernama "Jam Kunjung Perpustakaan" selama satu jam per kelas per minggu. Setelah perpustakaan diresmikan, tim TB Pelangi juga akan melakukan kunjungan pendampingan setiap bulan ke sekolah-sekolah.
Ke-10 perpustakaan baru TB Pelangi yang menerapkan program digital ini didirikan di SDI Woloara, SDK Koanara, SDN Wolowaru 3, SDI Ende 10, SDK Wolotolo, SDK Marsudirini, SDK Paupire, SDI Puukungu, SDK Welamosa, dan SDI Welamosa.
Peresmian ke-10 perpustakaan ini dilakukan sejak 1 Oktober 2019 hingga 8 Oktober 2019. Dengan diresmikannya ke-10 perpustakaan ini, total ada 126 perpustakaan ramah anak yang telah didirikan oleh Taman Bacaan Pelangi di 18 pulau di Indonesia Timur, dari Lombok hingga Papua.
Advertisement