Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menyatakan, pemerataan kelistrikan (rasio elektrifikasi) merupakan salah satu capaian prestasi terbaik, yang dihasilkan Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) periode pertama.
Jonan mengatakan, capaian rasio elektrifikasi sampai Oktober 2019 98,83 persen targetnya pada tahun ini mencapai 99 persen. Pencapaian tersebut melebihi Rencana Pemerintah Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 97,6 persen.
"Harapanya rasio elektrifikasi tahun ini 99 persen, target Bappenas di RPJMN 97,5 persen jadi kita lebih jauh," kata Jonan, saat menghadiri perayaan hari listrik nasional, di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Rabu (9/10/2019).
Baca Juga
Advertisement
Menurut Jonan, pencapaian pemerataan kelistrikan tersebut merupakan salah satu capaian pemerintah Kabinet Kereja Pemerintahan Presiden Jokowi periode pertama.
"Salah satu capaian dalam sidang kabinet terakhir yang luar biasa rasio elektrifikasi," tuturnya.
Jonan mengungkapkan, tantangan berikutnya adalah meningkatkan konsumsi listrik per kapita, dia menyebut konsumsi listrik per kapita idealnya harus melebihi pertumbuhan ekonomi.
"Tantangan selanjutnya konsums per kapita harapannya bisa naik, kalau ekonomi 5 persen ini bisa lebih dari 7 persen," tandasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pemerintah Kejar Rasio Elektrifikasi 99,9 Persen pada 2019
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan menegaskan, pemerintah terus mengejar upaya rasio elektrifikasi atau penyambungan listrik kepada seluruh masyarakat Indonesia sebesar 99,9 persen pada 2019.
Jonan optimistis, realisasi rasio elektrifikasi ketenagalistrikan bisa menyentuh angka 99,9 persen pada akhir tahun ini.
"Targetnya tahun ini kita usahakan semaksimal mungkin, Insya Allah bisa 99,9 persen. (Target waktu pastinya?) akhir tahun," ujar dia di Cilacap, Jawa Tengah, Senin (25/2/2019).
Untuk memastikan pernyataan tersebut, ia coba mengutip data rasio elektrifikasi pada akhir 2018 lalu yang sebesar 98,3 persen. Menurut dia, capaian itu pun sudah melampaui target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015.
"Kalau di RPJMN di awal 2015, targetnya 97,5 persen di akhir tahun 2019. Lah ini sekarang sudah melebihi," tegas dia.
Namun begitu, perolehan tersebut tak serta merta membuatnya puas dan terus berupaya mewujudkan target rasio elektrifikasi 99,9 persen pada akhir 2019.
"Misalkan baru 98,3 persen, berarti ada 1,7 persen sisa yang belum. Kalau dikali 267 juta jiwa (penduduk RI), ya kira-kira mungkin hampir 5 juta saudara kita yang blum ada layanan kelistrikan atau penerangan," urainya.
"Ini kita kejar, baik pake APBN, pembangkit listrik tenaga surya, PLN juga terus kejar sambungan-sambungan kelistrikan," dia menambahkan.
Advertisement
1,2 Juta Rumah Tangga Akan Dapat Sambungan Listrik Gratis pada 2019
Sebelumnya, kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat 1,2 juta keluarga kurang mampu akan menikmati listrik pada 2019. Sebelumnya masyarakat tersebut tidak bisa menyambung listrik karena keterbatasan biaya.
Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan, untuk melistriki 1,2 juta rumah tangga dibutuhkan dana investasi Rp 6 triliun. Sumber pendanaan tersebut rencananya berasal dari Penyertaan Moda Negara (PMN) untuk PT PLN (Persero).
"Ada rencana untuk tambahan penyertaan (modal) negara, itu kurang lebih Rp 6 triliun untuk bisa memberikan sambungan listrik gratis di tahun ini. Jumlahnya kira-kira 1,2 juta sambungan baru khusus bagi warga yang kurang mampu," kata Jonan dikutip dari situs resmi Kementerian ESDM, di Jakarta, Selasa 12 Februari 2019.
Jumlah sambungan tersebut kemungkinan masih bertambah dari adanya dana APBN Kementerian ESDM dan bantuan dari tanggungjawab sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR) dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
"Sisanya itu melalui APBN melalui DIPA Kementerian ESDM 100 - 150 ribu sambungan listrik atau layanan penerangan dan ada juga tambahan CSR dari BUMN. Ibu Rini (Menteri BUMN) sudah sepakat tentang hal itu," tutur Jonan.
Adapun BUMN yang terlibat dalam program ini adalah PLN, Bulog, Jamkrindo, Pegadaian, Semen Indonesia, Dahana, Perhutani, BRI, Pindad, Telkom & Telkomsel, BNI, Airnav, Askrindo, Waskita, PTPN III Holding (PTPN VIII), Jasa Marga, Jasa Raharja, Jasindo, Biofarma, KAI, Hutama Karya, Telkomsel, Pertamina, Mandiri, Angkasa Pura 2, Pelindo 2, BTN, PIHC, WIKA, PP, PGN, Antam, Taspen, ASDP dan POS.
Pemberian bantuan tersebut diharapkan sebagai bentuk layanan dasar yang diberikan Pemerintah kepada masyarakat dengan mengutamakan pemerataan pembangunan. Sehingga tidak memikirkan untung rugi.
"Pemerintah berupaya untuk melayani atau memberikan layanan listrik sebagai layanan dasar masyarakat yang memadai dengan harga yang terjangkau," kata Jonan.
Pemberian sambungan listrik diharapkan Jonan dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan rasio elektrifikasi nasional yang ditargetkan sebesar 99,9 persen pada 2019.
"Saya optimistis bisa tercapai," pungkasnya.