Keren, Astronaut Ciptakan Daging di Luar Angkasa

Untuk pertama kalinya para astronaut telah berhasil menanam daging di luar angkasa.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 10 Okt 2019, 06:30 WIB
Nick Hague (kiri), Christina Koch (tengah), dan Anne McClain (kanan) berlatih untuk spacewalk di ISS. (NASA)

Liputan6.com, Jakarta - Daging telah jadi makanan yang umum dikonsumsi oleh manusia. Namun, tak semua orang mau makan daging karena tidak setuju adanya penyembelihan hewan.

Pasalnya, ada yang menilai bahwa makan daging hewan mengarah pada perubahan negatif dalam lingkungan dan iklim.

Saat ini ada inovasi untuk "menanam" daging di laboratorium. Para ilmuwan berupaya menciptakan daging berbekal ilmu pengetahuan.

Uniknya, kini upaya penciptaan daging telah meluas ke luar angkasa. Di mana, untuk pertama kalinya para astronaut telah berhasil menanam daging di luar angkasa.

Upaya menanam daging di luar angkasa ini adalah hasil kerja sama Aleph Farms dan Stasiun Luar Angkasa Internasional seksi Rusia.

Mengutip Ubergizmo, Kamis (10/10/2019), para astronaut menggunakan bioprinter untuk menghasilkan potongan daging sapi yang dibudidayakan.

Menurut Aleph Farms, capaian ini sangat signifikan, apalagi penciptaan daging dilakukan di luar angkasa. Pasalnya, para astronaut tidak memiliki akses terhadap sumber daya serupa seperti yang dimiliki oleh ilmuwan di Bumi.


Dibutuhkan 10.000 Liter Air

Sambut hari raya Idul Adha dengan sajian olahan daging sapi ala Korea yang nikmat. (Foto: iStockphoto)

Co-Founder sekaligus CEO Aleph Farms, Didier Toubia, mengatakan, "di antariksa, kami tidak memiliki 10.000 atau 15.000 liter air untuk memproduksi 1kg daging."

Ia menambahkan, eksperimen gabungan ini menunjukan betapa signifikannya langkah pertama untuk mencapai visi bersama.

"Visi tersebut adalah memastikan keamanan pangan untuk generasi berikutnya, sekaligus menjaga kelangsungan alam," tutur Toubia.

Sayangnya, saat ini daging buatan ini masih belum siap untuk produksi masal. Namun, ke depan perusahaan punya rencana untuk memperluas eksperimen di masa depan.


Air Seni Layak Minum

Astronaut NASA Andrew Morgan sedang memasang pelat adaptor baterai selama perjalanan ruang angkasanya untuk meningkatkan sistem tenaga Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), Minggu, 6 Oktober 2019. (NASA TV)

Sebelumnya, Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) kembali membuat terobosan. Setelah membuat stasiun luar angkasa, kini NASA menciptakan alat daur ulang air seni astronaut.

Biaya yang dikeluarkan agar air seni para angkasawan layak minum pun cukup fantastis, yakni senilai 250 juta dolar AS.

"Kita telah banyak mengkaji kandungan kemih cukup dari yang dibutuhkan dan diinginkan," kata David Korth, Direktur Penerbangan NASA, seperti dilaporkan Irene Krotz dari Reuters.

Seperti ditulis Antara, proyek stasiun angkasa itu senilai 100 miliar dolar AS yang melibatkan 16 bangsa.

Stasiun itu dibangun 220 mil di luar angkasa selama lebih dari satu dekade. Sebelum daur ulang itu dimulai November 2008, NASA telah sukses terlebih dahulu mengujinya.

"Orang-orang memiliki pengetahuan luas akan kandungan air seni, tapi ilmu kimia mengubahnya sebagai karya yang terkadang profesor sendiri tidak selalu mengerti. Ada banyak parameter dalam kandungan kalsium di air kencing dan pH (kadar asam)," kata ilmuwan Julie Robinson.

Sementara itu, para insinyur pusat penerbangan angkasa Marshall di Huntsville, Alabama, AS, berharap perbaikan pesawat ulang alik Endeavour tepat waktu. 

(Tin/Ysl)

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya