Bandara Soetta Bisa Tampung 110 Juta Penumpang di 2025

Saat ini Angkasa Pura II sedang fokus merevitalisasi terminal dan membangun terminal bandara di bawah pengelolaannya.

oleh Athika Rahma diperbarui 09 Okt 2019, 15:22 WIB
Pemandangan pesawat Garuda Indonesia yang bisa dilihat dari bourding lounge Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Senin (24/04). Terminal ini mampu 25 juta calon penumpang per tahun. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama Angkasa Pura II (AP II) Muhammad Awaluddin mengatakan, saat ini Angkasa Pura II sedang fokus merevitalisasi terminal dan membangun terminal baru agar dapat menampung pengunjung dalam jumlah besar.

Dua bulan lalu, terminal 1C Bandara Soekarno-Hatta mulai direvitalisasi. Begitu pula rencana pembangunan terminal 4 yang sedang dalam tahap finalisasi keputusan pemenang lelang tender desain.

Nantinya, setelah seluruh perbaikan selesai, pada 2025 bandara terbesar di Indonesia ini diprediksi bisa menampung hingga 110 juta penumpang per tahunnya.

 

"Terminal 4 nanti bisa nampung sekitar 45 juta penumpang. Artinya kalau di sana 45 juta, di sini (terminal 3) 25 juta terus ditambah dengan terminal 1 yg akan direvitalisasi jadi 18 juta, kemudian terminal 2 yg akan direvitalisasi jadi 20 juta, jadi di atas 100 juta," ujar Awaluddin di Tangerang, Rabu (09/10/2019).

Dirinya menambahkan, ketika proses revitalisasi terminal 1 dan 2 sudah berjalan, terminal 3 sudah beroperasi secara maksimal dan pembangunan terminal 4 sudah rampung, Bandara Soekarno-Hatta bisa menampung 110 juta penumpang per tahun lima tahun mendatang.

Sementara, Awaluddin menambahkan jika perancangan terminal 4 Bandara Soekarno-Hatta memerlukan waktu 12 bulan hingga siap konstruksi.

Ada beberapa alasan, terutama pada tahap conceptual design. Di sini, kolaborasi antara operator bandara dengan stakeholder yang lain membutuhkan diskusi yang panjang.

"Tidak bisa diselesaikan sendiri, bagaimana tanggapan operator maskapai, dari pihak bea cukai, imigrasi, karantina. Bagaimana maskapai melihat kebutuhan ini, apakah prioritas Low Cost Carrier (LCC) atau full service carier, atau mereka memberi informasi dalam 5-10 tahun atau 5-20 tahun ke depan industri transportasi udara yang akan didorong maskapai seperti apa. Blm lagi dari penumpang, pemerhati layanan udara dan lainnya," ujarnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Penjelasan Angkasa Pura II Soal Terminal Pegipegi dan Traveloka di Bandara Soetta

Bandara Soetta Bakal Operasikan Terminal Berbiaya Murah

PT Angkasa Pura II (Persero) tetap sebagai operator Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Meski telah menjalin kerja sama co-branding dengan Pegipegi di Terminal 1 dan Traveloka di Terminal 2.

Executive General Manager Bandara Internasional Soekarno-Hatta Agus Haryadi mengatakan, kerja sama co-branding dengan Pegipegi dan Traveloka berlangsung untuk periode tertentu serta hanya terkait aspek komersial, bukan operasional. Dengan begitu seluruh kegiatan operasional bandara dan kewenangannya tetap melekat di Angkasa Pura II.

"Kerja sama ini hanya pada aspek komersial di terminal, sementara keseluruhan operasional terminal sepenuhnya masih di bawah Angkasa Pura II," kata Agus, di Jakarta, Minggu (15/9/2018).

Adapun kerja sama co-branding ini merupakan yang pertama kali dilakukan oleh bandara yang berada di bawah pengelolaan Angkasa Pura II.

Lebih lanjut Agus Haryadi mengatakan, kerja sama co-branding ini dapat semakin memperkuat brand equity dari masing-masing pihak.

"Masing-masing pihak yakni Soekarno-Hatta, Pegipegi dan Traveloka memiliki nama besar, dan kami yakin kerja sama ini akan saling menguntungkan bagi seluruh pihak termasuk para penumpang pesawat,” jelas Agus.

Melalui kerja sama ini, Pegipegi dan Traveloka dapat memanfaatkan ruang komersial di terminal untuk memperkenalkan produknya, tentu saja mendapat persetujuan dari Angkasa Pura II terlebih dahulu.

“Pegipegi dan Traveloka dapat memaanfaatkan 80 persen dari ruang komersial yang ada di terminal. Kerja sama ini juga tidak berdampak pada berubahnya nama terminal, hanya saja Pegipegi dan Traveloka memiliki hak penamaan di belakang nama terminal untuk dicantumkan misalnya di signage," jelas Agus.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya