Liputan6.com, Jakarta - Temuan fosil kerang dan terumbu karang ini, di aliran Sungai Bengawan Solo. Tepatnya di Dusun Sooko, Kecamatan Kedunggalar, Ngawi. Penggalian masih terus dilakukan, oleh para peneliti dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (ARKENAS), bekerja sama dengan Museum Naturalis Leiden Belanda. Berikut dilansir program Fokus, 8 Oktober 2019.
Di lokasi ini, para peneliti banyak menemukan cangkang kerang tridacna gigas, ostrea, coral favites dan coral meandrina. Fosil kerang dan terumbu karang purba ini, ditemukan tidak di satu titik.
Advertisement
Namun di sejumlah lokasi. Menurut salah satu peneliti, temuan ini memberi petunjuk baru tentang kapan terbentuknya daratan di Ngawi.
Menurut Josephine Joordens, Peneliti Museum Naturalis Leiden Belanda, kira-kira 2–2,5 juta tahun yang lalu, di sini laut, Jawa belum ada, belum ada tanah, hanya laut, dan kemudian sedikit-sedikit, tanah lapisan dari gunung, lapisan vulkanik membentuk daratan.
"Sampai saat ini kita belum menemukan yang terindikasi sisa-sisa dari tulang manusia, tapi nanti akan diseleksi lagi dan dianalisis lagi tulang-tulang yang didapatkan dari ekskavasi ini," ujar Shinatria Adhityatama, peneliti Pusat Arkeologi Nasional
Dari hasil temuan, ada sebagian terumbu karang yang kondisinya bekas diukir oleh tangan manusia. Hal ini menunjukkan, pernah ada kehidupan di lokasi ini. Selanjutnya, fosil-fosil itu akan disimpan di Museum Trinil Ngawi. Sementara penelitian struktur lapisan tanah, hingga kini masih terus berlangsung.