Liputan6.com, Jakarta Kemajuan teknologi terjadi hampir di segala bidang. Tak hanya negara-negara maju, Indonesia juga mampu mengikuti perkembangan dan bahkan membuat beragam inovasi. Salah satunya melalui Nodeflux.
Perusahaan Vision AI pertama dan terbesar di Indonesia ini baru saja memperkenalkan teknologi Face Recognition untuk mewujudkan otomasi perbankan termutakhir di Indonesia. Inovasi ini disampaikan dalam program Nodeflux Road to Accelerate “Tren Pemanfaatan Face Recognition pada Industri Keuangan,” pada 10 Oktober 2019 di kantor mereka di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
Acara tersebut menampilkan dua pembicara, Ivan Tigana selaku Chief Commercial Officer Nodeflux dan Richard Dharmadi, selaku Group Product Manager Nodeflux. Acara ini membahas bagaimana teknologi vision AI miliknya terus berevolusi untuk optimalkan keamanan dan transaksi perbankan digital di Indonesia.
Baca Juga
Advertisement
"Di bawah payung VisionAIre, kami hadirkan solusi yang menggabungkan vision AI, input, dan analitik AI dari berbagai riset dan implementasi teknologi Nodeflux selama beberapa tahun. Termasuk mengembangkan teknologi platform terbaru kami, VisionAIre Know-Your-Customer (KYC) untuk meningkatkan otomasi verifikasi perbankan di Indonesia," tutur Richard Dharmadi.
Menurut riset dari Ernst & Young, proses otomasi verifikasi data atau Electronic Know-Your-Customer (e-KYC) mampu menjawab tantangan utama perbankan, yaitu akurasi data dan efisiensi waktu.
Berbeda dengan metode tradisional, dalam e-KYC, nasabah hanya perlu memindai dokumen pengenal dan foto untuk memverifikasi keabsahannya secara otomatis. Apalagi, teknologi AI dalam e-KYC ini bisa memangkas proses verifikasi data yang tadinya 18 menit menjadi 1 menit.
Melalui platform VisionAIre Know-Your-Customer (KYC), Nodeflux menghadirkan Vision AI dengan kemampuan analitik Face Recognition untuk melakukan verifikasi data e-KYC dan sistem otentikasi pelanggan secara akurat. Metode face recognition (pengenalan wajah) dilakukan dengan konsep pembanding antara wajah input dengan wajah referensi yang terbagi menjadi dua jenis, yakni 1:1 (one to one).
"Perbandingan 1 image input dengan 1 image reference dan 1:N (one to many), perbandingan 1 image input dengan beragam image dari tiap sisi. Untuk kebutuhan e-KYC ini dilakukan dengan jenis 1:1," jelas Richard.
Penggunaan VisionAIre KYC meliputi pemindaian seluruh dokumen nasabah, bahkan mampu memangkas waktu yang biasanya memakan waktu berhari-hari dalam proses verifikasi. Untuk pengelolaan dan verifikasi data tersebut, ada proses integrasi dengan database instansi terkait yang terjamin kerahasiaannya.
Sebagai perusahaan Vision AI pertama di Indonesia, teknologi Face Recognition Nodeflux saat ini sudah mendapatkan pengakuan global. Bersaing dengan lebih dari 90 perusahaan teknologi AI terkemuka di dunia, termasuk Cina dan Rusia, baru-baru ini teknologi Nodeflux tersebut meraih peringkat ke-25 untuk Face Recognition Vendor Test (FRVT) dari National Institute of Standards and Technology (NIST)
Dalam sesi panel diskusi Nodeflux Road to Accelerate, Ivan Tigana memaparkan, bagaimana ekosistem ekonomi digital di Indonesia semakin diperkuat dengan ekspansi bisnis perbankan dan e-KYC berbasis AI di Indonesia.
Model AI yang dikembangkan oleh Nodeflux, mampu meminimalisir campur tangan manusia dengan melatih teknologi analitik Face Recognition melalui biometrik wajah untuk memberikan akurasi yang tepat antara foto di identitas diri dengan swafoto nasabah, sehingga dapat meningkatkan keamanan dan juga mengurangi terjadinya fraud.
Pernyataan ini didukung oleh data dari McKinsey & Company bahwa saat ini Indonesia menjadi negara tercepat dalam melakukan adopsi digital. Riset tersebut menambahkan bahwa daya beli masyarakat Indonesia terhadap produk perbankan digital juga meningkat sampai dua kali lipat.
Salah satu strategi Nodeflux ialah terus proaktif dengan berbagai kolaborasi dengan institusi pemerintahan dan lembaga-lembaga riset pengembangan AI,. Hal itu penting untuk mendukung uji coba berkelanjutan Nodeflux demi meningkatkan teknologi mutakhir untuk sukseskan Indonesia masuki era industri 4.0.