Optimisme Kesepakatan AS-China Dorong Penguatan Rupiah

Nilai tukar rupiah bergerak menguat seiring optimisme pasar terhadap kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

oleh Arthur Gideon diperbarui 10 Okt 2019, 11:57 WIB
Petugas melakukan pengepakan lembaran uang rupiah di Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (21/12). Bank Indonesia (BI) mempersiapkan Rp 193,9 triliun untuk memenuhi permintaan uang masyarakat jelang periode Natal dan Tahun Baru. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Kamis ini.

Mengutip Bloomberg, Kamis (10/10/2019), rupiah dibuka di angka 14.179 per dolar AS, melemah tipis jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.172 per dolar AS. Menjelang siang, rupiah menguat ke 14.149 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.142 per dolar AS hingga 14.180 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah masih menguat 1,65 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.157 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 14.182 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah bergerak menguat seiring optimisme pasar terhadap kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

"Optimisme pasar kembali terhadap potensi kesepakatan perjanjian dagang AS dan China, setelah Bloomberg melaporkan pejabat China akan menerima partial trade deal kalau tarif yang tinggi tetap diberlakukan," kata Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih dikutip dari Antara.

China juga menawarkan untuk membeli produk-produk pertanian AS dengan jumlah yang lebih besar. Mulai 10-11 Oktober ini, pejabat tinggi kedua negara akan membahas kesepakatan dagang ini.

"Investor memfaktorkan optimisme ini di tengah kemungkinan The Fed masih belum solid dalam keputusan suku bunganya pada pertemuan 29-20 Oktober ini," ujar Lana

Sebagian besar pejabat tinggi The Fed menilai penurunan suku bunga ini diperlukan, tetapi jumlah pejabat The Fed yang menolak penurunan tersebut meningkat.

Lana memperkirakan rupiah hari ini akan bergerak di kisaran 14.150 per dolar AS hingga 14.170 per dolar AS.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pemerintah Prediksi Rupiah Melemah ke 14.400 per Dolar AS di 2020

Rupiah pada saat istirahat siang ini tercatat melemah sebesar 162 poin atau turun tajam 1,24 persen ke kisaran Rp 13.246 per dolar AS, Jakarta, Rabu (9/11). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, pemerintah memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan melemah pada tahun depan. Hal tersebut terjadi karena adanya gejolak ekonomi dunia.

Dalam pidato Nota Keuangan di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Jumat (16/8/2019), Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa target ekonomi masih akan tinggi, tetapi untuk nilai tukar rupiah akan melemah.

Ia menyebut target pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2020 adalah 5,3 persen. Sumber pertumbuhan ekonomi tahun depan ditekankan pada sektor konsumsi. 

"Pertumbuhan ekonomi akan berada pada tingkat 5,3 persen dengan konsumsi dan investasi sebagai motor penggerak utamanya. Inflasi akan tetap dijaga rendah pada tingkat 3,1 persen untuk mendukung daya beli masyarakat," ujar dia.

Jokowi menyebut nilai tukar rupiah akan melemah menuju 14.400 per dolar AS. Ia menyebut hal itu diakibatkan kondisi ekonomi global yang volatile alias penuh ketidakpastian.

Meski sedang ada disrupsi dagang, Jokowi yakin Indonesia akan tetap menjadi primadona investasi. Pasalnya, Indonesia memiliki telah mendapatkan citra positif dan iklim investasi akan terus dijaga.

"Pemerintah yakin investasi terus mengalir ke dalam negeri, karena persepsi positif atas Indonesia dan perbaikan iklim investasi," ujar Jokowi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya