Liputan6.com, Jakarta - Indonesia adalah negara yang kaya akan suku dan budaya. Keberagaman ini tertuang dari masyarakatnya. Surabaya, Jawa Timur juga merupakan kota yang warganya terdiri dari berbagai etnis. Terdapat beberapa kampung di Surabaya yang dibagi berdasarkan etnisnya.
Salah satunya adalah Kampung Arab di Surabaya. Kampung Arab adalah kampung yang mayoritas penduduknya berasal dari Arab. Kampung ini menarik perhatian wisatawan juga karena dapat menjadi tujuan wisata religi.
Sebelum berkunjung ke sana, ada baiknya kita mengenal lebih dalam tentang Kampung Arab. Berikut tiga hal tentang Kampung Arab yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber:
Baca Juga
Advertisement
1. Sejarah Terbentuk Kampung Arab
Sesuai namanya, kampung ini didominasi oleh warga yang ber-etnis Arab. Konon, sebelum kampung ini terbentuk, terdapat nenek moyang dari Timur Tengah yang datang ke Surabaya.
Kemudian, melansir dari Travelicious: Jalan Hemat, Jajan Nikmat karya Ariyanto, mereka hidup berbaur dan menikah dengan penduduk pribumi yang tinggal di kawasan Ampel. Oleh karena itu, tak heran bila mayoritas penduduk di Kampung Ampel memiliki etnis Arab.
Kampung Ampel hanya terletak sekitar 10 km dari pusat kota. Selain kampung Ampel, kawasan lain yang termasuk dalam Kampung Arab adalah Kampung Nyamplungan dan Pegirian.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Budaya Arab yang Masih Kental
2. Budaya Arab Masih Kental
Selain menjadi pusat bisnis barang khas Arab, kawasan ini juga masih mempertahankan tradisi Timur Tengah.
Suasana Islam dan tradisi Arab masih sangat melekat di kawasan ini. Misalnya melansir dari situs surabaya.go.id, di kawasan ini kaum wanita dilarang untuk memperlihatkan diri di muka umum. Mereka juga dilarang untuk disorot kamera.
Begitu pun dalam hal makanan. Makanan spesial dan khas dari daerah ini adalah Nasi Kebuli. Nasi Kebuli merupakan kuliner Indonesia yang menunjukkan pengaruh budaya Arab Timur Tengah. Nasi Kebuli dengan campuran rempah dan daging kambing, menjadi santapan khas di daerah ini.
3. Tujuan Wisata
Warga Arab yang tinggal di daerah ini umumnya adalah seorang pedagang. Hal ini membuat berbagai barang berhubungan dengan Arab bisa dijumpai di kawasan ini.
Misalnya, di sepanjang kawasan Ampel akan ditemukan banyak orang membuka kios yang menjual berbagai dagangan. Mulai dari pakaian, makanan, minyak wangi, hingga peralatan ibadah dijual di kawasan Ampel.
Kawasan Kampung Arab lain, Kampung Nyampulngan, warga lokalnya berfokus untuk usaha menjual kurma. Informasi dari surabaya.go.id, awalnya distribusi pemasaran kurma hanya untuk cakupan lokal. Kini bisnis kurma Kampung Nyampulngan sudah mencakup wilayah Surabaya dan sekitarnya, hingga regional antar provinsi.
Akhirnya, warga Kampung Nyampulngan mengembangkan bisnisnya. Tak hanya kurma, mereka juga menjual oleh-oleh haji dan umrah serta kelengkapan peralatan ibadah kaum muslim lainnya.
(Kezia Priscilla, mahasiswi UMN)
Advertisement