Penyebab Singapura Geser AS Jadi Negara Paling Berdaya Saing di Dunia

Singapura dinobatkan sebagai ekonomi paling kompetitif di dunia untuk sektor publik, tenaga kerja, keragaman, dan infrastrukturnya.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Okt 2019, 17:35 WIB
Tempat yang wajib dikunjungi saat melancong ke Singapura adalah kawasan Merlion Park.

Liputan6.com, Jakarta Singapura telah melampaui Amerika sebagai negara paling kompetitif di dunia, menurut World Economic Forum (WEF).

Dalam laporannya, WEF mengukur 103 indikator utama salah satunya seperti inflasi, keterampilan digital, tarif perdagangan, dan stabilitas ekonomi. di 141 negara.

Sebelumnya di tahun 2018 Amerika menempati urutan tertinggi di dunia dalam beberapa subkategori, termasuk kemudahan mencari tenaga kerja ahli dan terampil. Amerika juga sempat mendapat peringkat teratas untuk dinamisme bisnis.

Tetapi untuk beberapa kategori, Amerika menempati posisi relatif rendah. Salah satunya adalah kenaikan tarif perdagangan, menurunnya usia harapan hidup, dan keterampilan digital yang lemah.

Dilansir dari CNBC, Kamis (10/10/2019), WEF mencatat bahwa harapan hidup di Amerika jauh lebih rendah daripada China. Alasannya karena Amerika sedang menghadapi krisis opioid.

Hanya sebagai perbandingan, usia harapan hidup di Amerika adalah 66 tahun sedangkan di China 68 tahun.

Singapura dinobatkan sebagai ekonomi paling kompetitif di dunia untuk sektor publik, tenaga kerja, keragaman, dan infrastrukturnya.

Untuk harapan hidup, Singapura menempati urutan petama dengan anak-anak yang baru lahir diperkirakan akan hidup sampai usia 74 tahun.

Reporter: Chrismonica

 

Saksikan video di bawah ini:


Pengeluaran Rumah Tangga di Singapura Habis untuk Makanan

Ilustrasi Singapura (AP/Wong Maye-E)

Pernahkah timbul dibenak Anda kemana larinya upah yang Anda hasilkan tiap bulannya? Jika Anda mirip dengan masyarakat Singapura, bisa jadi penghasilan Anda lari ke makanan dan transportasi umum.

Survei yang dilakukan oleh Household Expenditure pada 31 Juli lalu, menemukan bahwa pengeluaran bulanan di Singapura meningkat 0,8 persen dari tahun 2013/2012.

Department of Statistics (DOS) mengungkapkan rata-rata rumah tangga di Singapura menghabiskan kira-kira SGD 4.906 atau setara dengan Rp 50.4 juta (1 SGD = 10.281) untuk memperoleh barang dan jasa pada tahun 2018.

Survei tersebut dilakukan pada data dari 13.100 rumah tangga di Singapura dari Oktober 2017 hingga September 2018. Menurut laporan, setiap anggota keluarga dapat menghasilkan lebih dari itu.

Pada siaran pers, DOS mengungkapkan bahwa makanan dan transportasi menyumbang setidaknya 62 persen dari pengeluaran rumah tangga setiap bulan. Lebih khusus lagi, rumah tangga menghabiskan SGD 1.199 atau untuk makanan. Terutama karena meningkatnya pengeluaran di restoran, dan kafe.

Selain itu dengan meningkatnya aplikasi untuk transportasi online di Singapura, tidak heran bahwa rumah tangga menghabiskan sebagian besar untuk transportasi sebesar SGD 507 atau Rp 5.2 juta dari total pengeluaran transportasi bulanan sebesar SGD 781 setara Rp 8 juta.

Pengeluaran terbesar lainnya berasal dari asuransi dan perawatan pribadi dengan masing- masing rumah tangga mengeluarkan SGD 371 atau Rp 4 juta. Pendapatan setiap anggota rumah tangga menghasilkan SGD 3.940 sama dengan Rp 40,5 juta

Pendapatan tersebut juga digunakan untuk membeli pendingin ruangan dan akses internet sebagai indikator standar hidup. Penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan barang seperti televisi, mesin cuci, dan ponsel sekitar 96 hingga 98 persen rumah tangga memilikinya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya