Antara Makanan Mentah dan Matang, Mana Lebih Sehat?

Penelitian terbaru mengungkapkan tentang hubungan antara memasak makanan dan mikrobioma usus kita

oleh Henry Hens diperbarui 11 Okt 2019, 06:03 WIB
Ayam Goreng Mbah Karto, salah satu makanan favorit Jokowi saat pulang ke Solo. (Screenshot YouTube/Presiden Joko Widodo/Putu Elmira)

Liputan6.com, Jakarta - Ada beragam cara untuk mengolah makanan. Perbedaaan budaya tiap negara atau bahkan tiap daerah di satu negara, biasanya diikuti dengan cara mereka mengolah makanan, termasuk soal makanan matang dan mentah.

Sampai sekarang, masih ada perdebatan tentang tingkat kesehatan makanan yang mentah dan makanan yang matang. Dilansir dari NDTV, 3 Oktober 2019, sebuah penelitian terbaru mengungkapkan tentang hubungan antara memasak makanan dan mikrobioma usus kita.

Studi menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan yang dimasak membawa perubahan mendasar pada mikrobioma yang ada di usus. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perilaku manusia dan lingkungan dan bagaimana mikrobioma menjadi lebih baik.

Penelitian berjudul 'Memasak Membentuk Struktur dan Fungsi Mikrobioma Usus' ini diterbitkan dalam jurnal Nature Microbiology dan dilakukan oleh para ilmuwan di UC San Francisco dan Harvard University di Amerika Serikat.

Para peneliti dalam studi ini memberi makan tikus dengan berbagai jenis diet termasuk memberi makan dengan daging mentah dan daging matang, serta ubi jalar yang dimasak dengan ubi jalar mentah. Dua bahan ini dipilih karena penelitian sebelumnya menunjukkan kalau memasak mengubah senyawa bioaktif yang ada pada daging dan umbi.

Temuan itu mengejutkan. Para peneliti tidak menemukan dampak pada daging yang dimasak terhadap mikroba usus, dibandingkan dengan daging mentah. Begitu pula ubi jalar dan sayuran yang dimasak membawa perubahan yang baik dalam mikroba di usus tikus. Para peneliti mengatakan bahwa hal itu disebabkan oleh perubahan utama pada sayuran yang dimasak.

Makanan yang dimasak lebih mudah diserap di usus kecil, menyisakan lebih sedikit makanan untuk mikroba di usus. Sedangkan makanan mentah mengandung senyawa antimikroba yang kuat yang sepertinya merusak mikroba tertentu di usus.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Mudah Dikunyah dan Dicerna

Ilustrasi salad/copyright unsplash.com/@nadineprimeau

Ahli gizi lainnya, Becky Bell dari University of Alabama, menyebutkan makanan mentah bisa memberi manfaat baik kalau dikonsumsi seperti makan buah dan sayuran mentah.

Meski menyehatkan, makan makanan mentah bisa membawa masalah pada pencernaan. Hal itu berbeda dengan memasak makanan yang akan menonaktifkan enzim yang ditemukan di dalamnya.

Sayangnya, tidak ada bukti ilmiah kalau enzim makanan berkontribusi pada kesehatan yang lebih baik. Makanan yang dimasak lebih mudah dikunyah dan dicerna daripada makanan mentah.

Memasak makanan secara efektif membunuh bakteri yang dapat menyebabkan penyakit karena makanan. Ini berlaku terutama untuk daging, telur, dan susu.

Kesimpulannya, ada beberapa makanan yang lebih baik dimakan mentah, tapi ada juga yang lebih sehat jika dimasak. Jadi lebih baik dimasak atau mentah? Gizi seimbang adalah yang terbaik.

Caranya dengan tetap seimbang dalam mengonsumsi makanan yang dimasak dan makanan mentah. Beberapa makanan lebih bergizi saat dimakan mentah seperti sayuran dan buah-buahan, sementara yang lain lebih bergizi setelah dimasak seperti daging, susu dan telur. Kuncinya adalah pola makan yang seimbang.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya