PDIP Sebut Penusukan Wiranto Bentuk Perlawanan terhadap Negara

Hasto mengatakan, apa yang terjadi dengan teror kekerasan terhadap Wiranto merupakan perlawanan terhadap negara.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 10 Okt 2019, 20:44 WIB
Sekjen DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto sekaligus sebagai Inspektur memimpin upacara HUT ke-74 RI di Jakarta, Sabtu (17/8/2019). Upacara HUT ke-74 Kemerdekaan RI tersebut diikuti ribuan kader dan simpatisan partai PDIP. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - PDI Perjuangan meminta aparat bertindak cepat usai penyerangan yang dilakukan terhadap Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto.

Hal tersebut disampaikan oleh Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto. Menurutnya, PDI Perjuangan sangat terkejut, kaget, dan mengutuk tindak kekerasan yang dilakukan terhadap Wiranto.

"Kekerasan atas alasan apapun tidak pernah bisa dibenarkan. PDI Perjuangan meminta agar aparat kepolisian bertindak cepat. Terlebih ketika radikalisme menjadi ideologi kegelapan yang sangat membahayakan dan telah merasuk pada diri sebagian anak bangsa," ujar Hasto melalui keterangan tertulisnya, Kamis (10/10/2019).

Dia menegaskan, kekerasan bukanlah budaya bangsa Indonesia. Hasto meminta seluruh bangsa Indonesia melawan radikalisme.

"Pelaku kekerasan membutakan dirinya terhadap cahaya kemanusiaan. Bangsa Indonesia harus melawan berbagai bentuk radikalisme yang berawal dari berbagai tindak intoleransi," ucap Hasto.

Menurutnya, apa yang terjadi dengan teror kekerasan terhadap Wiranto merupakan perlawanan terhadap negara.

"Serangan teror kekerasan tersebut tidak boleh membuat kita takut, hukum harus ditegakkan, kebenaran pasti mengalahkan kebatilan," paparnya.

Tak lupa, Hasto juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk mendoakan Wiranto.

"Beliau sosok yang tegas, bijak, dan pemberani. Dalam berbagai situasi krisis, Pak Wiranto selalu berusaha menciptakan suasana kehidupan masyarakat yang aman dan tenteram," pungkas Hasto.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya