Menhub Tak Ingin Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Sakiti Masyarakat

Menhub Budi Karya menginginkan proyek kereta cepat berjalan lancar.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Okt 2019, 19:40 WIB
Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan menggunakan kereta cepat generasi terbaru, CR400AF. (Dok PT KCIC)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengingatkan agar pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung tidak menimbulkan konflik sosial yang menyakiti masyarakat.

Hal itu dia sampaikan dalam acara penandatangan kerjasama antara Kemenhub dengan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Di Gedung Kemenhub, Kamis (10/10/2019).

"Permasalahan sosial agar dilakukan intensif supaya jangan sampai ada luka masyarakat. Saya yakin dengan banyak tim yang terjun dan dilakukan dengan hati-hati, kita ingin dilakukan dengan cepat,"" jelas dia.

Selain itu, dia juga menginginkan proyek ini berjalan lancar sebab menurutnya harapan atau ekspektasi masyarakat akan kehadiran kereta cepat ini sangat tinggi.

"Ekspektasi masyarakat tentang ini tinggi sekali," ujarnya.Dengan adanya kerjasama ini juga dia berharap Sumber Daya Manusia (SDM) dalam negeri dapat menimbal ilmu sebanyak-banyaknya di bidang perkeretaapian.

Sebab dengan adanya kerjasama tersebut terjadi transfer knowledge atau berbagi ilmu pengetahuan selama proyek berlangsung.

"Apa yang dilakukan KCIC adalah suatu ini pertama kali di Asia Tenggara ya, karenanya saya sampaikan ke pak Sekjen dan pak Dirjen, harus sama-sama ilmu baru tentang kereta cepat penelitian. Sehingga ada ilmu yang bertambah. Saya yakin orang-orang kita mampu beradaptasi dengan ilmu yang diketahui, saya harapkan apa yang dilakukan KCIC juga demikian," dia menandaskan.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com


Ini Alasan Kereta Cepat Harus Terintegrasi dengan LRT

Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan menggunakan kereta cepat generasi terbaru, CR400AF. (Dok PT KCIC)

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi memastikan bahwa Kereta Cepat Jakarta - Bandung nantinya akan terkoneksi dengan Light Rail Transit (LRT) Jabodebek. Keduanya, akan saling terhubung di Stasiun Cawang, Jakarta Timur.

"Nanti di Cawang ada koneksi antara kereta cepat dengan LRT," kata Budi Karya ketika ditemui di kantor Kemenko Kemaritiman, Kamis (3/10/2019).

Menhub Budi menjelaskan, salah satu tujuan konektivitas tersebut untuk memudahkan bagi masyarakat yang ingin ke Jakarta. Sebab, orang-orang dari Bandung yang ingin menuju Jakarta tentu tidak bertujuan ke perbatasan saja. Oleh karena itu, perlu adanya konektivitas hingga pusat kota.

"Itu namanya konsep antarmoda. Jadi yang namanya satu pergerakan transportasi harus bicara mengenai antarmoda. Dari yang major sampai yang kecil," tandasnya.\

Sebelumnya, Direktur Utama PT KCIC, Chandra Dwiputra, memproyeksikan titik ujung kereta cepat yang ada di Stasiun Halim dapat terhubung dengan LRT Jabodebek dan Bus Rapid Transit (BRT) atau TransJakarta.

"Pada kawasan Halim, stasiun kereta cepat akan terintegrasi dengan Light Rail Transit Jakarta, BRT dan memiliki akses strategis dikarenakan lokasinya yang cukup dekat dengan Bandara Internasional Halim Perdanakusuma," tuturnya di Km 26 Tol Jakarta-Cikampek, Kabupaten Bekasi, Senin (30/9).

"Dari semua advantage tersebut, kelak KCJB dapat membantu memecahkan stagnasi sehingga konsentrasi mobilisasi transportasi publik di ibukota dapat lebih efektif dan efisien, khususnya pada kawasan Timur Jakarta menuju Bandung maupun sebaliknya," dia menambahkan.

Di samping itu, Chandra juga turut mengutip ajakan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang mengupayakan agar KCJB bisa ikut tersambung dengan LRT Bandung Raya yang saat ini sedang dalam tahap pembangunan.

"Tak hanya itu, KCJB juga akan terintegrasi dengan Kereta Rel Diesel (KRD) yang akan menghubungkan stasiun kereta cepat dengan stasiun kereta api eksisting di kawasan Cimekar, Bandung. Termasuk dengan Bus Rapid Transit (BRT) yang akan dibangun di Karawang dan Walini," pungkasnya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya