Liputan6.com, Pandeglang - Mulyadi, Ketua RT 04 RW 01, Kampung Sawah, Desa Menes, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten, menyatakan kedua pelaku penusukan Wiranto sudah menempati rumah kontrakan sejak Februari 2019, atau delapan bulan sebelum terjadinya aksi penyerangan tersebut.
Advertisement
"Ngontrak di sini bulan dua kemarin. Keseharian dia jatang gaul, paling keluar cuma beli makanan sama buang sampah aja. Dikenal warga diam," kata Ketua RT 04 Kampung Sawah, Mulyadi, ditemui di kediamannya, Kamis (10/10/2019).
Dia menambahkan, FD dalam kesehariannya menggunakan cadar. Yang terlihat hanya bagian matanya saja saat keluar rumah.
Selain itu, lanjut Mulyadi, pelaku penusukan Wiranto berinisial SA memiliki putri berusia 13 tahun. Namun bukan hasil pernikahan dengan FD. Melainkan dengan istri terdahulunya yang diketahui warga sudah bercerai.
"Anaknya ada satu, umur 13 tahun. Anaknya sudah dibawa Polwan. Nangis tadi," terangnya.
Pihaknya tidak pernah melihat hal mencurigakan dari perilaku SA maupun FD. Namun warga kerap melihat kiriman barang datang ke rumah kontrakan pelaku. Selain itu, warga tidak pernah melihat SA maupun FD ikut salat berjemaah di Masjid terdekat yang hanya berjarak sekitar 100 meter dari rumah pelaku penusukan Wiranto.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Geledah Rumah Pelaku
Pernah SA dan putrinya kepergok warga saat jalan kaki dan ditanya warga tujuan keduanya bepergian larut malam berjalan kaki. SA menjawabnya akan mengikuti pengajian. Nahasnya, sang putri tidak disekolahkan oleh orangtuanya. Rumah pelaku pun sudah digeledah oleh pihak kepolisian.
"Tadi digeledah sekitar jam 12.00 WIB. Anaknya enggak sekolah. Dulu katanya sih pernah pesantren," jelasnya.
Sebelumnya Kapolda Banten menyatakan para pelaku baru mengontrak di Kampung Sawah, Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten, baru sekitar dua bulan. Pernyataan ini berbeda dengan yang di ungkapkan oleh Mulyadi, selaku Ketua RT.
Advertisement