Liputan6.com, Jakarta Diabetes melitus merupakan salah satu penyebab terjadinya kebutaan dan gangguan penglihatan. Kondisi ini sering disebut dengan diabetik retinopati.
"Penyebab utama retinopati adalah kombinasi dari tingginya tekanan darah, gula darah, dan juga kolestrol," ucap Ketua Perkumpulan Ahli Vitreoretina, Prof. Dr. Arief S. Kartasasmita dalam rilis Hari Penglihatan Sedunia 2019.
Advertisement
Orang dengan diabetes melitus yang tidak ditangani dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah kecil di retina. Kondisi ini juga dapat menyebabkan komplikasi yang berdampak pada tingkat kesakitan yang semakin buruk.
"Penting bagi pasien diabetes melitus, terutama yang telah mengidapnya lebih dari lima tahun untuk memeriksakan retinanya," tambah Arief.
Saksikan juga video menarik berikut:
Berpotensi terjadi komplikasi
Tak hanya itu, diabetik retinopati juga bisa menyebabkan komplikasi lainnya. Komplikasi yang paling sering mucnul adalah diabetik makular edema (DME).
DME terjadi ketika adanya kebocoran cairan ke pusat makula, bagian peka cahaya dari retina. Fungsinya adalah mempertajam pelihatan langsung. Maka dapat membuat kualitas penglihatan menurun.
"Risiko perkembangan DME tergantung pada seberapa lama pasien telah hidup dengan diabetes melitus dan tingkat keparahan dari diabetik retinopati juga," jelas Arief.
Pasien DME biasanya akan mengalami gangguan seperti munculnya titik hitam, buram, dan melihat garing yang bergelombang. Mengendalikan kadar gula darah juga menjadi penting bagi orang dengan kondisi ini.
Maka itu, Arief menyarankan, pasien DME harus segera diberikan pengobatan yang tepat. Tujuannya untuk mempertahankan dan memperbaiki kualitas penglihatan yang berpotensi terganggu.
Bila tidak diobati, pasien DME bisa kehilangan dua baris penglihatannya dalam waktu dua tahun pertama. Dengan diagnosa sedini mungkin dan pengobatan yang tepat, kemungkinan pasien kehilangan penglihatan dapat diminimalisir, bahkan dipulihkan.
"Skrining mata reguler dengan dokter spesialis amta retina merupakan bagian penting dalam perawatan pasien diabetes melitus. Pemeriksaannya mudah dan tidak sakit, tetapi prosedurnya tentu berbeda dengan pemeriksaan mata biasa," ucap Arief.
Penulis: Diviya Agatha
Advertisement