Jakarta Pusat Kejar Target Wisatawan Lewat Program Tur Jalan Kaki

Wisatawan akan disuguhi sejarah bangunan dan lingkungan Jakarta Pusat dengan berjalan kaki sejauh dua hingga tiga kilometer.

oleh Putu Elmira diperbarui 11 Okt 2019, 14:03 WIB
Para partisipan yang mengikuti peluncuran "Enjoy Jakarta Walking Tour" pada Jumat (11/10/2019) yang dilaksanakan dengan berjalan dari Gedung Sarinah hingga Terowongan Kendal, Jakarta Pusat. (dok. Liputan6.com/Novi Thedora)

Liputan6.com, Jakarta - "Jadi Sarinah yang ada depan kita adalah pusat belanja pertama yang ada di Jakarta."

Saat itu sekitar pukul 07.15, ada seorang pemandu wisata di kawasan Jakarta Pusat yang menjelaskan sekilas sejarah tentang Gedung Sarinah. Di tengah hiruk piruk kendaraan dan ramainya orang berjalan di pagi hari, masih ada beberapa pemandu yang senantiasa menjelaskan sejarah bangunan di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat.

Selama ini, Jakarta Pusat hanya terkenal sebagai pusat perekenomian dan administrasi. Tak banyak yang tahu, di sini juga menyimpan segudang sejarah di bangunan tinggi nan modernnya.

Kawasan ini dapat dikatakan sebagai kota metropolitan sehingga membuat wisatawan jarang berkunjung. Selain merasa tidak ada yang bisa didapatkan, jalanan yang harus dilalui juga macet. 

Melihat tantangan yang ada, Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Jakarta Pusat menawarkan satu cara berwisata baru. Menggunakan kesempatan macetnya Jalan M.H. Thamrin, mereka memaksimalkan penggunaan transportasi lainnya, yaitu kaki sehingga tidak akan terkena macet. Para wisatawan akan diajak berjalan kaki sejauh dua hingga tiga kilometer lewat tur jalan kaki.

Peluncuran progam "Enjoy Jakarta Walking Tour" ini diluncurkan secara resmi pada Jumat (11/10/2019) oleh Wali Kota Jakarta Pusat, Bayu Meghantara di All Season Hotel, Jakarta Pusat. Pembukaan ini diawali dengan perjalanan dari Gedung Sarinah hingga berhenti di Terowongan Kendal.

Dalam sambutannya, Bayu mengatakan bahwa transportasi yang pasti banyak orang punya adalah kaki. "Manusia diciptakan dengan tubuh yang utuh, yang dimiliki orang adalah kaki. Yang namanya motor dimiliki hanya parsial, apalagi mobil," ucapnya.

Dia juga mengatakan diadakannya walking tour ini karena melihat banyaknya potensi destinasi wisata Jakarta yang dapat dimaksimalkan. Berkaca dari Bangkok, dia mengaku bahwa sebuah ibu kota juga harus bisa dijadikan tempat wisata juga, tidak hanya pusat pemerintahan. Terlebih, kini Jakarta masuk ke dalam 10 Destinasi Prioritas Indonesia.

Menurut data dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jakarta, terdapat setidaknya 216 lokasi yang bisa dijadikan tempat wisata. Namun, hingga kini hanya diunggulkan 20 saja seperti Monas, Ancol dan museum-museum.

"Di Jakarta Pusat, destinasi wisata apa yang kita kembangkan? Sebetulnya ada banyak, ada Monas, Museum Gajah yang sudah terkenal, tapi selama ini kita masih menjualnya sendiri-sendiri," ujar Sonti Pangaribuan, Kasudin Pariwisata dan Budaya Jakarta Pusat.

Menggunakan kelebihan yang dimiliki Jakarta Pusat, seperti trotoar yang lebar dan nyaman, Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jakarta Pusat bekerja sama dengan Himpunan Pariwisata Indonesia bagian Jakarta untuk memberikan pengalaman baru agar dapat menikmatinya dengan lebih intim. Selain itu, program "Enjoy Jakarta Walking Tour" ini ditujukan untuk memperkenalkan situs budaya Jakarta dengan lebih matang mengingat pada 6 Juni 2020, kawasan Monas akan dijadikan sirkuit balap mobil Formula E season 6.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Memberdayakan Komunitas Pariwisata

Farid, salah seorang pemandu ketika menjelaskan mengenai sejarah bangunan dalam acara "Enjoy Jakarta Walking Tour" yang dilaksanakan dengan berjalan dari Gedung Sarinah hingga Terowongan Kendal, Jakarta Pusat pada Jumat (11/10/2019). (dok. Liputan6.com/Novi Thedora)

Sebenarnya, kegiatan wisata jalan kaki di Jakarta sudah ada, namun belum terlalu banyak. Tapi, yang menjadi pemandu hanya dari pihak komunitas pariwisata saja. Karenanya, pemerintah ingin mengambil peluang agar walking tour dapat lebih berkembang lagi.

"Selama ini yang melakukan itu adalah komunitas saja, maka kami melihat peluang pemerintah harus mengambil peran sebagai kolaborator. Masyarakat sebagai kooperator," kata Sonti lagi.

Beberapa komunitas yang dirangkul tersebut akan masuk ke dalam Himpunan Pariwisata Indonesia (HPI). Komunitas Jakarta Good Guide dan Jakarta Food Traveller adalah beberapa di antaranya.

Pemberdayaan ini dimaksimalkan juga dengan memberikan lisensi pemandu wisata resmi sehingga turis dari mancanegara dapat lebih percaya dan merasa aman. Pemberian lisensi tersebut dilakukan melalui berbagai tahap seperti pendidikan dan pelatihan (diklat) secara gratis. Lalu, dilakukan uji sertifikasi kompetensi juga.

Saat ini, sudah terdapat 214 tour guide di Jakarta yang memiliki lisensi dan dapat menjadi orang yang memandu para wisatawan untuk berkeliling Jakarta Pusat dengan jalan kaki.

"Mudah-mudahan, ini akan terus berkembang dan maju sehingga saya dan teman-teman saya juga mempunyai ruang kerja yang lebih lagi," tutur Ali, perwakilan dari Himpunan Pariwisata Indonesia.


Prosedur dan Rute

Sesi foto bersama perwakilan Himpunan Pariwisata Indonesia, Bayu Meghantara dan perwakilan Suku Dinas Pariwisata Kebudayaan dan Pariwisata Jakarta Pusat di konferensi pers "Enjoy Jakarta Walking Tour" yang dilaksanakan di All Seasons Hotel, Jakarta Pusat. (dok. Liputan6.com/Novi Thedora)

Progam "Enjoy Jakarta Walking Tour" ini baru dilaksanakan di daerah Jakarta Pusat. Menawarkan enam paket rute, yakni Pasar Baru, City Center, Skyscraper, Diversity, Weltevreden dan Menteng Prominent Residences, para wisatawan akan disuguhkan delapan hingga sepuluh lokasi di tiap rute.

Bagi wisatawan yang berminat, sudah dapat mendaftar melalui laman resmi Jakarta Tourism. Di sana, akan ada informasi rute dan formulir yang berisi nama, alamat email, jumlah rombongan dan tanggal pelaksanaan.

Setelah dikirim, data dari formulir tersebut akan masuk ke Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jakarta Pusat dan HPI Jakarta. Nanti, pihak HPI akan menghubungi alamat email yang tertera untuk melengkapi prosedur lainnya.

Paian Lubis, salah satu anggota HPI Jakarta mengatakan satu orang pemandu maksimal membawa 30 orang dan minimal satu orang. Dia mengatakan biasanya wisatawan dari Cina dan Jepang yang kerap membawa rombongan. Sedangkan turis dari Belanda dan negara Eropa lainnya sering melakukan backpack travelling.

Hingga saat ini dan waktu yang belum ditentukan, tidak ada biaya yang ditetapkan untuk mengikuti walking tour ini. Namun, para wisatawan dapat membayar seikhlasnya. Rencananya, akan dibuatkan paket bundling dengan hotel untuk para wisatawan.

Ke depannya, pihak pemerintah mengatakan mereka akan menambahkan pedagang jalanan yang telah dikurasi dan toilet di jalan agar wisatawan dapat lebih nyaman. Sonti mengatakan wisata jalan kaki ini akan dibuatkan jadwal sebanyak seminggu sekali di akhir minggu.

(Novi Thedora)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya