Gubernur Khofifah Sesalkan Penyerangan terhadap Wiranto

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa menuturkan, polri bisa usut tuntas dalang di balik aksi penyerangan terhadap Wiranto beserta motif yang melatarbelakanginya.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Okt 2019, 14:17 WIB
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meluncurkan program Millenial Job Center/MJC, East Java Super Coridor/EJSC, dan Big Data di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin (27/05/2019) sore. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa menyesalkan kejadian penyerangan yang menimpa Menteri Koordinator Politik, Hukum dan HAM (Menkopolhukam) Wiranto di Pandeglang, Banten.

Khofifah menuturkan, seharusnya aksi tersebut tidak terjadi jika seluruh anak bangsa mengedepankan sikap “tabayyun” atas seluruh persoalan dan saling menghormati antara satu dan lainnya.

"Sangat disayangkan apapun alasannya aksi kekerasan seperti itu seharusnya tidak terjadi dan tidak boleh ditoleransi. Bukan karena Pak Wiranto pejabat, tapi sebagai sesama warga bangsa yang punya kedudukan yang sama di mata hukum,” tutur Khofifah saat gelaran Tahlil Kubro di Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) 1 Madiun, Kamis malam 10 Oktober 2019, dilansir Antara.

Ia menuturkan, kejadian itu bisa saja terulang di tempat lain, tidak hanya di Banten. Oleh karena itu, ia berharap Polri bisa usut tuntas dalang di balik aksi penyerangan tersebut beserta motif yang melatarbelakanginya.

Khofifah akan menjenguk Menkopolhkam Wiranto di Jakarta apabila kondisinya telah memungkinkan. "InsyaAllah jika kondisi Pak Wiranto sudah makin membaik dan memungkinkan untuk dijenguk kami ingin sowan,” ujar dia.

Dalam kegiatan tahlil itu, Khofifah juga mengajak masyarakat untuk selalu berpedoman kepada negara, pancasila, dan agama. Kehidupan, kata dia, harus berbangsa, berpancasila dan beragama.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Pesan Khofifah

Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak bersama Gubernur Jambi definitif, Fachrori Umar sebelum dilantik di Istana Negara, Jakarta, Rabu (13/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Ia meminta ketiganya tidak dihadap-hadapkan, sebaliknya harus saling beriringan. Hal itu dirasa penting. Sebab, menurut dia, banyak yang membenturkan ketiganya belakangan ini. Kehidupan berbangsa dibenturkan dengan agama atau sebaliknya. Hal itu dapat mengancam persatuan dan kesatuan.

"Antara ketiganya (berbangsa, berpancasila dan beragama) kalau terjadi salah paham bisa terjadi seperti kejadian di Banten yang menimpa Menkopolhukam. Ini tidak benar," tutur dia.

Khofifah juga berpesan agar masyarakat tidak mudah menyebarluaskan informasi yang diterima. Paling tidak dibaca terlebih dahulu. Pesan ia minta cukup berhenti pada masing-masing yang membacanya jika dirasa tak memberikan manfaat atau dirasa ragukan kebenarannya.

Hal itu penting karena diduga banyak pesan tak benar atau berita bohong yang sengaja disebarkan. Ia meminta masyarakat harus waspada.

"Pemimpin juga harus mengingatkan masyarakatnya. Paling tidak masyarakat memahami apa yang boleh dan tidak dilakukan," tutur dia.

Menkopolhukam Wiranto diserang orang tak dikenal usai menghadiri peresmian Gedung Kuliah di Universitas Mathala ul Anwar di Pandeglang, Banten Kamis, 10 Oktober 2019. Atas peristiwa ini, Wiranto alami dua luka tusuk pada bagian perut. Saat ini, Wiranto mendapat penanganan di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya