Payudara Padat Menyulitkan Deteksi Adanya Sel Kanker?

Meski begitu tidak perlu takut memiliki payudara padat

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Okt 2019, 12:00 WIB
Berikut enam bahan makanan yang dapat membantu Anda mendapatkan payudara yang lebih besar dan indah. (Istockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Untuk pertama kalinya dalam 20 tahun, standar mamografi perlu diperbaiki, menurut US Food and Drug Administration (FDA). Melalui komisioner Scott Gottlieb, FDA mengungkapkan harapan kualitas dan modernisasi skrining kanker payudara bertambah baik.

Kuncinya berada pada kepadatan payudara pasien. Menurut FDA, jaringan yang padat dapat mengaburkan tanda-tanda kanker payudara dan menurunkan sensitivitas gambar.

Payudara yang padat bisa sedikit meningkatkan risiko kanker payudara. Serta lebih dari 50 persen perempuan berusia di atas 40 tahun memiliki payudara padat.

 


Tidak Ada Kaitannya dengan Ukuran atau Berat Payudara

Ilustrasi Foto Merawat Payudara (Istockphoto)

Kepadatan payudara memiliki hubungan dengan jaringan di payudara. Serta bagaimana itu muncul pada mammogram.

Menurut American Cancer Society (ACS), payudara padat terdiri dari jaringan yang lebih berserat dan memiliki lebih banyak kelenjar dibandingkan payudara yang terdiri dari jaringan lemak.

Hal ini tidak bisa Anda rasakan sendiri, hanya dokter yang bisa memberitahu via skrining. Dengan demikian, dokter bisa menyesuaikan perawatan kesehatan wanita sesuai kepadatan payudaranya sendiri dan menangani risiko kanker dengan lebih efektif.

Di mammogram, jaringan padat ini berwarna putih, mempersulit deteksi kanker yang memiliki warna yang sama. Namun, hal ini bisa ditangani dengan penggunaan mammogram digital.

 


Tak Perlu Khawatir

Puting payudara juga dapat terasa sakit. Apa penyebabnya? (iStockphoto)

Menurut ACS, payudara yang padat adalah hal yang wajar. Sekitar setengah perempuan di dunia memilikinya. Namun hal ini bukan berarti perempuan yang memiliki jaringan itu harus melakukan pemeriksaan tambahan.

“Biasanya yang perempuan ingin tahu adalah apakah ia perlu melakukan tes skrining lagi,” kata profesor radiologi di Stanford School of Medicine, Amerika Serikat, Dr. Debra Ikeda.

Walau belum ada jawaban yang pasti, Debra menyarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terkait hasil mamografi itu dan membahas risiko apa yang Anda miliki.

 

Penulis : Selma Vandika

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya