Liputan6.com, Cilacap - Beberapa hari terakhir, warga heboh oleh hari tanpa bayangan yang terjadi di Jawa Tengah sejak Kamis, 10 Oktober 2019. Sabtu dan Minggu, 12-13 Oktober 2019, giliran Banyumas Raya yang mengalami hari tanpa bayangan.
Di Banjarnegara, hari tanpa bayangan akan terjadi pada Sabtu, 12 Oktober 2019. Pada hari yang sama, Banyumas dan Purbalingga juga akan mengalami hari tanpa bayangan.
Di Purbalingga, hari tanpa bayangan terjadi pukul 11:29:10 WIB. Selanjutnya, hari tanpa bayangan Banyumas terjadi pukul 11.29 WIB.
Kebalikan wilayah Jepara yang berada di sisi utara timur Jawa Tengah yang menjadi wilayah yang mengalami hari tanpa bayangan tercepat, Kabupaten Cilacap menjadi wilayah terakhir Jawa Tengah yang mengalami fenomena ini.
Baca Juga
Advertisement
Hari tanpa bayangan Cilacap bakal terjadi pada Minggu, 13 Oktober 2019, pukul 11:30:20 WIB. Beberapa saat sebelumnya, fenomena serupa secara berurutan juga terjadi di Purworejo dan Kebumen, wilayah yang berada di garis lurus.
Hari tanpa bayangan bakal optimal dilihat tatkala langit cerah. Sinar matahari tanpa halangan dan membuat hari tanpa bayangan akan semakin terasa.
Namun, tampaknya langit cerah tanpa tutupan awan agak muskil terjadi. Sebabnya, beberapa hari terakhir, kawasan Banyumas Raya berawan, dan sempat pula diguyur hujan kategori sedang.
Tetapi, apa pun bisa terjadi. Lantaran masih masa awal musim hujan, awan yang tertutup pun tak sebegitu tebal. Masih ada kemungkinan hari tanpa bayangan akan tetap bisa disaksikan.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Prakiraan Cuaca Banyumas Raya pada 12 dan 13 Oktober 2019
"Sepertinya berawan tapi masih bisa terlihat sinar mataharinya, kata Rendy Krisnawan, Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pos Pengamatan Cilacap, Jumat malam (11/10/2019).
Dalam prakiraan cuaca yang diterima Liputan6.com dari BMKG Cilacap, Sabtu dan Minggu kawasan Banyumas Raya dominan cuaca berawan.
Sabtu pagi, wilayah Cilacap, Banyumas, Kebumen, Banjarnegara, dan Purbalingga, berawan. Cilacap dan Kebumen, berawan tebal.
Selanjutnya, siang hari cuaca juga dominan berawan. Beranjak sore, Cilacap, Banyumas dan Kebumen berawan. Namun, di Banjarnegara dan Purbalingga terjadi hujan lokal.
Malam harinya, seluruh wilayah dominan cuaca berawan. Pada Minggu dini hari, hujan lokal diperkirakan turun di cilacap dan Kebumen. adapun wilayah lainnya berawan.
"Prakiraan Cuaca Eks-Karesidenan Banyumas berlaku antara 12 Oktober 2019 pukul 07.00 WIB, hingga Minggu 13 Oktober 2019, pukul 07.00 WIB," ucap Adnan Dandy Mardika, Prakirawan BMKG Cilacap.
Kepala Stasiun Meteorologi Cilacap, Taruna Mona Rachman mengemukakan, sebenarnya, hari tanpa bayangan rutin terjadi dua kali tiap tahun di Indonesia. Hanya saja, fenomena ini selalu menarik saat terjadi pada kemarau.
Kulminasi atau transit atau istiwa' adalah fenomena ketika matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit. Saat deklinasi matahari sama dengan lintang pengamat, fenomenanya disebut sebagai kulminasi utama.
Pada saat itu, matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau di titik zenit. Akibatnya, bayangan benda tegak akan terlihat "menghilang" karena bertumpuk dengan benda itu sendiri.
Advertisement
Bukan Mitos, Ini Fakta Hari Tanpa Bayangan
"Karena itu, hari saat terjadinya kulminasi utama, dikenal juga sebagai hari tanpa bayangan," kata Mona, Senin, 7 Oktober 2019.
Di Jawa Tengah, 35 kabupaten atau kota bakal mengalami hari tanpa bayangan, mulai 10 Oktober 2019. Ini terjadi baik wilayah yang berada di sisi utara, maupun sisi selatan Jawa Tengah.
Wilayah paling cepat mengalami hari tanpa bayangan di Jawa Tengah adalah Jepara. Sebuah wilayah di sisi utara timur Jawa Tengah. Di Jepara, hari tanpa bayangan terjadi pada Kamis, 10 Oktober, pukul 11:24:29 WIB.
Secara bertahap, wilayah-wilayah lainnya pun bakal mengalami hal serupa. Semarang, misalnya, bakal mengalami hari tanpa bayangan pada Jumat, 11 Oktober 2019, pukul 11:25:06 WIB.
Gerak semu matahari akan terus terjadi dan menyebabkan wilayah di sisi selatan bakal mengalami hari tanpa bayangan pada hari berbeda.
Mona mengemukakan, tak ada yang aneh dengan hari tanpa bayangan. Penyebab hari tanpa bayangan karena bidang ekuator bumi atau bidang rotasi bumi tidak tepat berimpit dengan bidang ekliptika atau bidang revolusi bumi.
Karenanya, posisi matahari dari bumi akan terlihat berubah terus sepanjang tahun antara 23,5 derajat LU sampai dengan 23,5 derajat LS. Hal ini disebut sebagai gerak semu harianMatahari.
Pada tahun ini, matahari tepat berada di khatulistiwa pada 21 Maret 2019 pukul 05.00 WIB dan 23 September 2019 pukul 14.51 WIB. Adapun pada 21 Juni 2019 pukul 22.55 WIB Matahari berada di titik balik Utara (23,5 derajat LU) dan pada 22 Desember 2018 pukul 11.21WIB Matahari berada di titik balik Selatan (23,5 derajat LS).
"Mengingat posisi Indonesia yang berada di sekitar ekuator, kulminasi utama di wilayah Indonesia akan terjadi dua kali dalam setahun dan waktunya tidak jauh dari saat matahari berada di khatulistiwa," dia menjelaskan.