Liputan6.com, Jakarta Pada hari ini, Sabtu (12/10/2019) tepat 17 tahun peringatan Bom Bali yang terjadi pada tahun 2002 silam. Kasus terorisme yang terjadi di Pulau Dewata ini tentu tak pernah terlupakan.
Sabtu malam, 12 Oktober 2002, sekitar pukul 23.05 WITA, bom meledak di Jalan Legian, Kuta. Bom Bali yang mengguncang Paddy’s Pub dan Sari Club itu menewaskan lebih dari 200 orang, sedangkan 200 lebih lainnya luka berat maupun ringan.
Baca Juga
Advertisement
Kurang lebih 10 menit kemudian, ledakan kembali mengguncang Bali. Pada pukul 23.15 Wita, bom meledak di Renon, berdekatan dengan kantor Konsulat Amerika Serikat. Namun tak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.
Mereka yang menjadi korban bukan hanya warga negara asing (WNA), tetapi juga banyak warga negara Indonesia (WNI). Ratusan nyawa melayang sia-sia direngkuh oleh segelintir orang berpikiran sempit.
Mengenang 17 tahun peringatan Bom Bali, berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, fakta-fakta mengenai insiden Bom Bali, Sabtu (12/10/2019).
1. Aksi terorisme terparah dalam sejarah Indonesia
Bom Bali 2002 (disebut juga Bom Bali I) adalah rangkaian tiga peristiwa pengeboman yang terjadi pada malam hari, Sabtu 12 Oktober 2002.
Dua bom pertama meledak di Paddy's Pub dan Sari Club di Jalan Legian, Kuta, Bali. Sedangkan ledakan selanjutnya terjadi di dekat Kantor Konsulat Amerika Serikat, Jalan Hayam Wuruk 188, Denpasar. Peristiwa yang disebut Bom Bali I ini dianggap sebagai salah satu aksi terorisme terparah dalam sejarah Indonesia.
Advertisement
2. Jumlah korban tewas
Dalam insiden tersebut korban tewas mencapai 202 orang. Mereka yang menjadi korban bukan hanya warga negara asing (WNA), tetapi juga banyak warga negara Indonesia (WNI).
Ledakan dahsyat di Sari Club menewaskan 184 orang, 250 orang luka-luka, 47 bangunan hancur, dan ratusan mobil rusak berat. Sedangkan di Paddy's Irish Bar dan Sari Club di dekatnya, korban tewas adalah turis dari 21 negara, termasuk 88 warga Australia, 38 orang Indonesia, dan 28 warga Inggris.
Meski selamat, banyak di antara mereka mengalami luka berat. Hingga kini, proses pengobatan masih terus dilakukan. Dengan semangat hidup yang tersisa, korban terus bangkit dari keterpurukan.
3. Pelaku dan motif
Pada 30 Oktober 2002, titik terang pelaku bom Bali I mulai muncul. Tiga sketsa wajah tersangka pengebom itu dipublikasikan, di antaranya Amrozi, Ali Imron, Imam Samudra, dan Ali Gufron.
Ali Imron divonis hukuman seumur hidup. Hukuman untuknya yang menjadi "sutradara" pengeboman itu lebih ringan dari tiga tersangka lainnya yang divonis hukuman mati. Ini lantaran dirinya dinilai kooperatif dan membantu polisi mengungkap tabir otak terorisme di Indonesia.
Tim Investigasi Gabungan Polri dan kepolisian luar negeri yang telah dibentuk untuk menangani kasus ini menyimpulkan, bom yang digunakan berjenis TNT seberat 1 kg dan bom RDX berbobot antara 50-150 kg.
Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) kala itu, Jusuf Kalla, melihat ada dua kemungkinan motif peledakan bom di Bali. Menurut JK, motifnya adalah aksi teroris yang anti-Barat atau aksi kelompok tak berideologi kuat, tapi tak tersangkut dengan masalah agama tertentu.
Advertisement
4. Monuman Ground Zero, Tugu Peringatan Bom Bali
Untuk mengenang dan menghormati nilai-nilai kemanusiaan, terutama para korban ledakan Bom Bali pertama dibangun Monumen Panca Benua yang lebih akrab disebut Ground Zero.
Monumen ini diresmikan 12 Oktober 2004 oleh Bupati Badung, Anak Agung Ngurah Oka Ratmadi. Nama Ground Zero diberikan karena lokasi monumen berada di antara Sari dan Paddy's, tepatnya di depan bekas areal Sari Club dan di samping kanan bekas areal Paddy's Pub.
Di monumen tersebut tertulis 196 nama-nama korban tewas yang berhasil diidentifikasi. Ada pula 22 bendera yang berkibar, menandakan korban tewas berasal dari 22 negara.
5. Diangkat menjadi film Long Road to Heaven
Peristiwa Bom Bali I ini juga diangkat menjadi film layar lebar dengan judul Long Road to Heaven. Pemainnya antara lain Surya Saputra sebagai Hambali dan Alex Komang, serta melibatkan pemeran dari Australia dan Indonesia.
Advertisement
6. Bekas lokasi
Lokasi bekas peristiwa yang dikenal dengan Bom Bali itu rupanya akan dibangun sebuah restoran lima lantai dan monumen di lantai paling atasnya.
Mengetahui akan dibangun sebuah restoran, Perdana Menteri Australia Scott Morrison menyampaikan rasa keberatannya atas keputusan pemerintah kabupaten Badung yang mengizinkan rencana pembangunan restoran di lokasi itu.
"Ini bukan keputusan pemerintah Indonesia di tingkat nasional. Sudah ada komunikasi antara kedua kementerian luar negeri soal ini. Dan konsul jenderal kami sudah bekerja keras untuk menangani masalah ini," kata dia, seperti dikutip laman the Sydney Morning Herald, 26 April lalu.