Nasdem: Bergabungnya Gerindra Ditentukan Partai Koalisi Pendukung Jokowi

Nasdem tetap mendukung Jokowi meski Gerindra diberi jatah menteri.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 12 Okt 2019, 15:12 WIB
Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyapa awak media di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (11/10/2019). Dalam pertemuan tersebut mereka membahas permasalahan bangsa dan koalisi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPP Nasdem, Irma Suryani Chaniago khawatir, jika Partai Gerindra masuk ke dalam Koalisi Indonesia Kerja jilid II Joko Widodo-Maruf Amin, maka akan menjadi parlemen jalanan. Hal tersebut diungkapkan Irma berdasarkan kondisi Indonesia saat ini.

"Kita bisa lihat contoh nyata di depan kita adalah demo mahasiswa dan rakyat kemarin. Kalau semua parpol berada dalam satu kubu yang namanya koalisi pemerintah, maka kemudian siapa yang akan melalukan check and balance? Ini akan menjadi parlemen jalanan lho nanti kalau semuanya ada di pemerintah," ujar dia dalam sebuah diskusi di kawasan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Sabtu (12/10/2019).

Namun menurut dia, masuk atau tidaknya Gerindra ke dalam kabinet pemerintahan tergantung keputusan Jokowi-Ma'ruf Amin. Meski sejatinya menurut dia, Jokowi-Ma'ruf juga harus berdiskusi lebih jauh kepada partai koalisi jika ingin membawa Gerindra ke dalam pemerintahan.

"Jadi begini, untuk bisa masuk menjadi bagian dari koalisi, tentunya itu presiden pasti akan berbicara dengan partai-partai koalisi. Soal kemudian apakah Gerindra masuk atau tidak, itu juga akan diputuskan oleh kawan-kawan koalisi secara bersama-sama. Yang pasti itu juga merupakan kebijakan presiden yang akan presiden komunikasikan dengan partai-partai politik," kata dia.

Menurutnya, sistem demokrasi di Indonesia akan lebih baik jika ada partai yang oposisi. Setidaknya, partai oposisi bisa menyeimbangkan pemerintahan lima tahun ke depan.

"Bagi nasdem, untuk bisa membangun Indonesia ke depan menjadi lebih baik itu harus ada check and balance. Harus ada kontrol. Maka kemudian Nasdem selalu berpikir bahwa ada check and balance yang dilakukan oleh partai oposisi," kata dia.

Meski demikian, jika nantinya Jokowi memberikan kursi menteri kepada Gerindra, dia menyatakan Nasdem mau tak mau akan menerimanya. Sebab, menurut dia, Nasdem mendukung Jokowi tanpa syarat.

"Nasdem selalu ingin menyampaikan Nasdem mendukung Pak Jokowi itu tanpa syarat dan mahar," kata dia.

Saksikan video pilihan berikut ini:


Isyarat Jokowi

Presiden terpilih Joko Widodo atau Jokowi (kanan) bersalaman dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto saat bertemu di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta, Sabtu (13/7/2019). Prabowo mengatakan masyarakat tidak boleh lagi berseteru sebab Pilpres sudah lewat. (Liputan6.com/JohanTallo)

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (11/10/2019). 

Dalam kesempatan itu, Jokowi mengaku, pertemuan empat mata itu membicarakan sejumlah hal, mulai dari kondisi ekonomi global hingga politik.

"(Berbicara) kaitan dengan masalah koalisi. Tapi untuk urusan satu ini belum final," ujar Jokowi usai bertemu Prabowo di Istana.

Kendati, Jokowi menuturkan bahwa ada peluang Partai Gerindra bergabung dengan koalisi pemerintahannya.

"Tapi kami tadi sudah bicara banyak mengenai kemungkinan Partai Gerindra masuk ke koalisi kita," ucap Jokowi singkat.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya