Liputan6.com, Jakarta - Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed Ali terpilih sebagai penerima Hadiah Nobel Perdamaian 2019. Komite Nobel Norwegia menerangkan pada Jumat 11 November 2019 bahwa dirinya terpilih karena upaya mencapai perdamaian dalam konflik dengan Eritrea.
"Komite Nobel Norwegia telah memutuskan untuk memberikan penghargaan Hadiah Nobel Perdamaian 2019 kepada Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed Ali untuk upayanya mencapai perdamaian dan kerja sama internasional, dan khususnya atas inisiatif yang menentukan untuk menyelesaikan konflik perbatasan dengan Eritrea", kata Komite Nobel dalam sambutan penghormatannya seperti dikutip dari DW Indonesia, Minggu (13/10/2019).
Advertisement
Abiy Ahmed menjadi Perdana Menteri Ethiopia April 2018. Dia kemudian menggalang pembicaraan damai dengan Eritrea dan bekerja erat dengan Presiden Eritrea Isaias Afwerki. Akhirnya dicapai kesepakatan yang mengakhiri konflik panjang antara kedua negara.
Ethiopia dan Eritrea terlibat perang perbatasan dari 1998 sampai 2000. Hubungan diplomasi kedua negara baru pulih lagi tahun 2018.
Harapan Komite Nobel
Komite Nobel Norwegia berharap, perjanjian perdamaian yang sekarang disepakati kedua negara akan membantu membawa perubahan positif untuk seluruh warga Ethiopia dan Eritrea.
Abiy Ahmed Ali yang berusia 43 tahun adalah kepala pemerintahan termuda di Afrika saat ini.
"Kemenangan dan pengakuan ini adalah kemenangan kolektif untuk seluruh Etiopia, dan seruan untuk memperkuat tekad kami dalam menciptakan cakrawala harapan baru Ethiopia menuju negara yang makmur bagi semua," kata kantor Perdana Menteri menyambut penghargaan Nobel Perdamaian 2019.
Pernyataan itu juga memuat reaksi PM Abiy Ahmed Ali, yang mengatakan: "Kami bangga sebagai sebuah bangsa."
Sesuai tradisinya, Hadiah Nobel Perdamaian akan diserahkan di Oslo pada 10 Desember mendatang, hari peringatan kematian industrialis Swedia Alfred Nobel.
Advertisement