Misteri Gunung Hibata, Keanehan Terjadi Saat Menyebut Hewan Kampung

Puncak Gunung Hibata terlihat subur dan indah itulah mengapa orang-orang menamakan lokasi itu dengan istilah Hibata yang artinya Huta Mobata atau tanah yang basah.

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 14 Okt 2019, 03:00 WIB
Ilustrasi Foto Pendaki dan Mendaki Gunung (iStockphoto)

Liputan6.com, Gorontalo - Sesuatu yang berbau misteri biasanya tidak dapat dijangkau dengan akal manusia. Apalagi persoalan spiritual yang proses kejadiannya yang tidak kasat mata. Seperti cerita dari Gunung Hibata, yang menurut masyarakat sekitar mempunyai cerita mistis.

Lokasi Gunung Hibata ini berada di Desa Ulanta, Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo. Selain itu, Gunung Hibata juga tepat berada di tengah Hutan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone.

Memang jarak antara Gunung Hibata dengan pemukiman warga terlampau jauh. Untuk menuju lokasi, masyarakat membutuhkan waktu sehari dengan tantangan yang tidak mudah.

Medan terjal dan jurang yang cukup dalam menjadi salah satu tantangan menembus lokasi tersebut.

Belum lagi bahaya binatang buas yang bisa sesekali mengancam warga yang ingin ke Gunung Hibata itu. Namun bagi mereka para pencari rotan sudah hal biasa. Mereka juga lebih mengatahui betul mistis yang sering terjadi di Gunung itu.

Seperti yang diungkapkan Trisman Ahmad, warga Gorontalo itu menyebut keindahan dan kejadian mistis di Hibata tidak bisa dibayangkan.

Puncak Gunung Hibata terlihat subur dan indah itulah mengapa orang-orang menamakan lokasi itu dengan istilah Hibata yang artinya Huta Mobata atau tanah yang basah.

"Hibata itu dikenal dengan tanah yang basah dan subur, namun meski subur, dan kejadian aneh di sekitar hibata yang membuat kami takut pergi sendirian di situ," katanya.


Pengalaman Mistis

Gunung Hibata penuh dengan cerita mistis (Liputan6.com/Arfandi Ibrahim)

Menurutnya di tempat itu tidak bisa sembarang bercerita, apalagi menyebut nama hewan kampung atau hewan yang tidak pernah hidup di hutan, pasti akan ada hal mistis terjadi.

"Pernah satu kali ada teman saya yang tiba-tiba menyebut ternak sapi yang bagus unuk dibawa ke Hibata karena menurutnya rumput subur di lokasi hibata cocok dengan ternaknya," ujar Trisman.

Namun tak berselang lama setelah pembicaraan itu, tiba-tiba cuaca yang cerah langsung berubah mendung dan gelap disusul dengan hujan angin kencang.

"Meski saat itu masih pagi, angin kencang seperti badai datang disusul dengan hujan deras. Anehnya hujan hanya ada di lokasi hibata saja, saat itu kami tidak bisa melanjutkan perjalanan dan dalam benak saya mungkin ini kata dari teman saya tadi yang meyebut nama sapi," beber dia.

Saat itu mereka hanya bisa pasrah dan mencari jalan keluar dari Gunung Hibata, hujan dan gelap membuat pandangan mereka terganggu mencari jalan keluar.

"Untung saja teman saya yang satunya membawa senter, dengan senter itu akhirnya kemudian kami mencari jalan keluar meninggalkan Hibata," kata leleki yang biasa disapa Iman itu.

"Setelah kami keluar dari gunung itu, anehnya, seperti tidak terjadi apa-apa memang baju kami basah tapi setelah beberapa kilo keluar gunung itu tidak ada hujan sama sekali," ungkapnya.

Setelah kejadian itu, masyarakat yang hendak datang gunung Hibata harus hati-hati saat bercerita, karena mereka takut salah ngomong yang membuat penghuni hibata murka.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya