Liputan6.com, Jakarta Sebagian orang menunda untuk menikah muda karena berbagai alasan. Salah satunya karena merasa belum cukup mampu secara finansial.
Sangat masuk akal mengingat biaya menyelenggarakan pesta pernikahan tidaklah murah. Selain itu, pasangan muda juga harus memikirkan biaya untuk membesarkan anak bila ingin mempunyai momongan dalam waktu dekat.
Sebab saat anak lahir, besarnya biaya hidup tentu akan bertambah hampir dua kali lipat. It’s so complicated. Tapi pada kenyataannya, menikah justru menjadi salah satu opsi terbaik untuk melakukan penghematan.
Baca Juga
Advertisement
Mengapa bisa demikian? Simak beberapa alasannya di bawah ini, seperti dikutip dari Cermati.com.
1. Berpikir Keras untuk Berhemat karena Kebutuhan Bertambah
Biaya yang dikeluarkan pasca menikah otomatis lebih banyak dibandingkan saat masih lajang dulu. Karena jumlah kebutuhannya juga semakin banyak dan diperuntukkan untuk dua orang sekaligus, yaitu Anda dan pasangan.
Meningkatnya kebutuhan ini akan membuatmu semakin lihai dalam mengelola keuangan. Anda akan berusaha mencari sejuta cara untuk menghemat pengeluaran, sehingga penghasilan Anda dan pasangan cukup buat membiayai kebutuhan berdua.
Jika dulu Anda sering belanja di supermarket, sekarang pasti akan memilih belanja di kedai atau warung dekat rumah. Alasannya karena harga barangnya jauh lebih murah.
Selisih harga barang di setiap gerai pun akan menjadi bahan pertimbangan. Anda akan berusaha mencari gerai yang menawarkan harga termurah demi menghemat.
2. Katakan Tidak untuk Bersikap Hedon
Pasca menikah, keinginan untuk hedon pasti tidak akan berkurang dengan sendirinya. Banyaknya kebutuhan dan biaya yang harus ditanggung menuntut Anda untuk tidak terlalu sering hedon.
Apalagi kalau hedon bersama teman-teman yang biayanya bisa mencapai ratusan ribu untuk sekali hedon. Daripada uangnya habis untuk hedon, lebih baik dipakai untuk membeli peralatan rumah tangga.
Misalnya furniture, alat-alat masak, mesin cuci, dan lain sebagainya. Barang-barang ini tentu akan sangat berguna saat kamu membina kehidupan rumah tangga.
3. Aktivitas yang Semakin Padat
Jika Anda amati, aktivitas pasca menikah jauh lebih padat dibandingkan saat masih lajang dulu. Sepulang kerja misalnya, Anda harus membereskan rumah atau menyiapkan makan malam.
Sedangkan saat masih single dulu, pulang kerja tentunya pulang saja tanpa perlu memikirkan hal terkait rumah atau kamar kos. Hal yang sama juga terjadi di pagi hari saat ingin berangkat kerja.
Intinya saat sudah berkeluarga kamu akan lebih sulit untuk keluar rumah seenaknya. Kalaupun ingin keluar sendiri, tentu harus permisi dulu kepada pasangan agar dia tidak khawatir nanti.
Hal ini sangat bagus, terutama buat Anda yang sulit mengontrol uang. Berhubung karena aktivitas makin padat, maka kecenderungan untuk belanja impulsif dapat dihindari.
4. Miliki Quality Time Bersama Keluarga
Mendapatkan quality time secara maksimal tampaknya sedikit sulit, terutama buat Anda yang harus bekerja setiap hari. Sebab waktu Anda habis digunakan di tempat kerja, sementara sisa waktu di malam hari akan digunakan untuk beristirahat.
Alhasil keesokan paginya kamu bisa kembali beraktivitas seperti biasa. Tak heran kalau sebagian besar pasangan memilih untuk menghabiskan weekend di rumah.
Tujuannya untuk membangun bonding di antara sesama anggota keluarga demi meminimalisir terjadinya kesenjangan sosial. Jika dilihat dari segi material, menghabiskan waktu di rumah dapat menghemat banyak biaya.
Anda tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi, makan, ataupun biaya parkir. Karena sejatinya, berkumpul bersama keluarga tercinta jauh lebih penting daripada uang.
Advertisement
5. Menyadari Uang Receh Jadi Sangat Penting
Jika dulunya Anda mungkin kerap meremehkan uang receh. Misalnya saat membeli barang di supermarket, cenderung tidak menerima kembalian dalam bentuk uang receh. Tapi itu dulu saat masih berstatus belum menikah, dan sekarang sudah sangat berbeda.
Uang receh yang nominalnya kecil sekalipun sangat berarti. Anda tidak akan menyia-nyiakannya begitu saja. Sejatinya bila dikumpulkan setiap hari, jumlah dan nominalnya tentu akan bertambah banyak.
Sangkin berharganya uang receh, beberapa dari kamu bahkan akan menyediakan wadah khusus untuk menyimpan uang receh. Ketika jumlahnya sudah banyak, uang receh akan langsung ditukarkan dalam pecahan uang ribuan dan dipakai untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari.
6. Sadar akan Kebutuhan Menabung dan Investasi
Menabung memang sudah menjadi kewajiban dan kebiasaan Anda sejak dahulu kala. Tetapi dalam pelaksanaannya, Anda sering melewatkan kesempatan untuk menabung karena dorongan untuk belanja impulsif.
Akibatnya jumlah tabungan menjadi stuck atau bahkan berkurang secara perlahan karena Anda sering mengambilnya untuk modal belanja impulsif. Tetapi percayalah, ini tidak akan terjadi saat sudah berkeluarga nanti.
Menabung justru akan menjadi prioritas utama setelah gajian. Sebab menabung akan memberi banyak manfaat, terutama di masa mendatang.
Selain menabung, investasi juga tak kalah penting untuk dan keluarga. Agar keduanya bisa terpenuhi, Anda tidak akan segan-segan memangkas pos-pos pengeluaran rutin.
Dengan demikian, penghasilan Anda dan pasangan dirasa cukup untuk ditabung dan diinvestasikan. Kesadaran akan menabung dan investasi menjadi hal yang utama.
7. Bersiap untuk Menyambut Sang Buah Hati
Ada tabungan khusus yang harus dipersiapkan untuk menyambut si buah hati. Tujuannya tidak hanya untuk membiayai biaya persalinan, tetapi juga untuk kelangsungan hidup anak sampai dia dewasa nanti.
Mulai dari pakaian, makanan, vitamin, hingga biaya pendidikan, semua harus dipikirkan secara matang. Jumlah biaya yang perlu disiapkan tidak tanggung-tanggung, bisa mencapai ratusan juta rupiah untuk satu orang anak.
Bayangkan kalau kamu dan pasangan menginginkan 2-3 orang anak, maka uang yang harus disiapkan akan semakin besar lagi. Agar biaya ini bisa terpenuhi, mau tidak mau ya harus bisa hidup hemat.
Uang harus digunakan tepat pada sasaran, yaitu guna memenuhi kebutuhan pokok dan paling utama. Sedangkan untuk kebutuhan lain harus dikesampingkan agar pengeluaran tidak membengkak secara tiba-tiba.
Hidup Hemat Harus Dilakukan secara Serius
Sudah terbukti kalau menikah itu tidak melulu menambah pengeluaran. Justru dengan menikah, Anda bisa menerapkan pola hidup hemat karena status kini sudah berubah. Tidak ada lagi yang namanya boros demi kepentingan pribadi karena uang yang dimiliki habis untuk memenuhi kepentingan keluarga.
Proses peralihan menuju hidup hemat tentu harus dilakukan secara serius, sehingga membuahkan hasil yang maksimal. Jika niat untuk hidup hemat setengah-setengah, usaha Anda pasti akan gagal total karena kamu tidak tulus saat melakukannya.
Advertisement