Bosch Ciptakan Peledak Khusus Mobil Listrik, untuk Apa?

Menyematkan alat peledak yang berfungsi saat terjadi kecelakaan terdengar mustahil. Namun, teknologi yang Bosch ciptakan ini khusus mobil listrik dan diklaim bisa menyelamatkan jiwa.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Okt 2019, 10:03 WIB
Peledak untuk mobil listrik (Bosch)

Liputan6.com, Jakarta - Menyematkan alat peledak yang berfungsi saat terjadi kecelakaan terdengar mustahil. Namun, teknologi yang Bosch ciptakan ini khusus mobil listrik dan diklaim bisa menyelamatkan jiwa.

Sesaat setelah terjadi kecelakaan merupakan momen paling krusial. Berniat mau menyelamatkan korban, bisa jadi penolongnyalah yang jadi korbannya. Setelah hadir mobil listrik atau hybrid, penanganan kecelakaan bisa menjadi lebih rumit dan berbahaya. Nyawa korban kecelakaan juga semakin terancam. Pasalnya, kita tidak bisa secara langsung melihat kebocoran arus listrik yang mengalir ke bagian bodi. Tegangan 400-800 volt bisa membahayakan bagi siapapun yang menyentuhnya.

Untuk menghindari kejadian ini, Bosch mengembangkan sistem keselamatan khusus. Konsepnya mirip inertia switch di mobil konvensional. Di sistem konvensional, switch bekerja untuk memutus aliran listrik agar pompa bensin berhenti berfungsi. Nah, ide inilah yang diambil untuk memberikan keselamatan ekstra pada mobil bertenaga baterai.

Tugas inertia switch digantikan oleh sistem Pyrofuse pada mobil listrik. Sistem ini menggunakan microchip yang bertugas sebagai pelatuk bagi Pyrofuse. Ketika bereaksi, microchip ‘menyuruh’ Pyrofuse membuat ledakan kecil di konektor kabel baterai. Melumpuhkan seluruh sirkulasi daya. Dengan cara ini, risiko tersengat arus listrik bisa dihindari.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Microchip

“Menyaksikan semakin banyaknya mobil listrik yang berpotensi mengalami kecelakaan, sistem seperti ini merupakan sebuah bagian penting. Kami harus memenuhi tugas dalam membantu dan menyelamatkan korban kecelakaan secepat dan seaman mungkin”, ujar Vice President Asosiasi Pemadam Kebakaran Jerman

Microchip yang digunakan berjenis Application-Specific Integrated Circuits (ASIC). Setiap ASIC ini mengandung jutaan transistor. “ASIC kami, yang tidak lebih besar dari kuku namun terdapat jutaan transistor, didesain spesifik untuk mengaktifkan berbagai fungsi keselamatan dalam waktu sepersekian detik,” jelas anggota dari Executive Management Bosch Automotive Electronics Division Jens Fabrowsky.

Produsen komponen otomotif asal Jerman ini, mengandalkan ASIC CG912. Ukurannya tidak lebih dari 10x10 milimeter. Unit ini awalnya dikembangkan sebagai trigger kantong udara. Terbukti andal dalam penggunaanya untuk airbag. Pemanfaatannya kini beragam, mulai dari Cruise Control, Distance Sensor, Lane Keeping Assist, High-Beam Assist, hingga untuk Pyrofuse ini.

Aplikasinya hanya berjalan satu arah. Ia tidak bisa dikembalikan ke posisi semula seperti inertia switch. Juga tidak melindungi dari rusaknya pelindung baterai. Salah satu penyebab kebakaran fatal di mobil listrik.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya