Liputan6.com, Jakarta Kadang orangtua terpaksa melakukan kebohongan demi kebaikan anak (white lie). Namun, yang namanya berbohong malah berdampak buruk bila orangtua kerap berbohong di depan anak.
Studi psikologi terbaru yang dilakukan peneliti Anyang Technological University yang dipublikasikan di Journal of Experimental Child Psychology menunjukkan efek berbahaya dari kebohongan jangka waktu yang lama pada anak, bahkan setelah mereka tumbuh dewasa.
Advertisement
Para peneliti bertanya kepada 379 orang dewasa tentang gaya pengasuhan orangtua mereka. Hasilnya, orang dewasa yang mengaku dibohongi oleh orangtuanya saat mereka masih anak-anak menyatakan mereka juga membohongi orangtua saat sudah dewasa.
Para anak juga melaporkan menghadapi tantangan sosial dan psikologis yang lebih besar, seperti agresi, pelanggaran aturan, dan perilaku impulsif.
Saksikan juga video menarik berikut
Mengikis Kepercayaan Anak
Mengasuh anak dengan berbohong sepertinya memang cara praktis menghemat waktu, terutama jika hal yang akan disampaikan rumit.
Ketika orangtua memberi anak pemahaman bahwa jujur itu penting, tapi malah menunjukkan ketidakjujuran dengan berbohong, maka perilaku ini dapat mengirim pesan yang bertentangan kepada anak. Ketidakjujuran orangtua pada akhirnya dapat mengikis kepercayaan dan seperti mengenalkan kebohongan pada anak.
Padahal ada cara lain untuk membuat anak berperilaku baik tanpa berbohong. Orangtua harus berusaha mengakui perasaan anak mereka, memberikan informasi yang tepat agar anak tahu apa yang diharapkan, menawarkan pilihan, dan menyelesaikan masalah tersebut bersama-sama.
Penulis: Mutia Nugraheni/Dream.co.id
Advertisement